Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan proses divestasi hak pengelolaan Chevron di proyek migas laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) kepada raksasa migas Italia, Eni, rampung bulan depan.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, kedua perusahaan belakangan telah sampai pada kesepakatan ihwal nilai divestasi untuk pengalihan operator salah satu lapangan gas terbesar di dunia tersebut beberapa waktu lalu.
Tjip berharap kepastian perjanjian jual beli saham atau sales and purchase agreement (SPA) dua raksasa migas dunia itu dapat melanjutkan kembali proyek yang sempat terhenti cukup panjang setelah dilepas Chevron pada Juli 2019.
“Sekarang mereka sedang mendudukan hal-hal yang terkait dengan perjanjian pengambilalihan ya,” kata Tjip saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/5/2023) malam.
Pematangan kesepakatan itu, kata Tjip, berkaitan dengan sejumlah perjanjian divestasi lapangan antara dua perusahaan. Dwi berharap proses itu dapat berjalan mulus untuk dapat diselesaikan keseluruhannya bulan depan.
“Untuk IDD keputusannya kita harapkan di Juni ini,” kata dia.
Baca Juga
Selepas alihkelola rampung, Dwi mengatakan, Eni bakal mengajukan revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) lapangan anyar akhir tahun ini. Harapannya, operasi Eni di lapangan IDD dapat efektif berjalan awal tahun depan.
Rencananya, Blok IDD itu bakal dibagi dua wilayah operasi, bagian utara dan selatan, sebagai upaya untuk mengintegrasikan portofolio Eni yang lebih dahulu ada di Lapangan Jangkrik, Blok Muara Bakau yang ikut menjadi bagian dari hamparan Kutai Basin, lepas pantai Kalimantan Timur.
Wilayah operasi selatan nantinya akan diintegrasikan dengan Lapangan Maha-2 untuk memasok gas pada Floating Production Unit (FPU) Jangkrik milik Eni.
Sementara itu, pada sisi utara nantinya bakal digabungkan dengan Lapangan Merakes di Blok East Sepinggan yang belakangan menunjukkan keberhasilan pengembangan Eni yang besar di portofolio aset Kalimantan Timur tersebut.
“Tadinya satu blok IDD, di sana ada dua lapangan yang selatan akan sangat bagus untuk terhubung dengan FPU Jangkrik, yang utara sangat jauh mengisi FPU Jangkrik kebetulan Eni punya eksplorasi yang sukses di utara ini akan digabungkan,” kata dia.
Dengan demikian, pasca-alihkelola operator IDD itu, Eni bakal mengelola aset migas besar di lepas pantai Kalimantan Timur.
“Nanti akan ada dua wilayah lapangan besar yang akan jadi operasi Eni, selatan dan utara,” kata dia.
Blok yang ikut jadi proyek strategis nasional (PSN) dengan nilai US$6,98 miliar atau setara dengan Rp108,99 triliun (asumsi kurs Rp15.616 per US$) diharapkan dapat kembali beroperasi tahun depan.
Berdasarkan catatan SKK Migas, proyek IDD berpotensi untuk menghasilkan gas hingga di angka 844 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd) dan 27.000 barel per hari (bopd) minyak bumi. Rencananya, proyek itu ditarget onstream pada kuartal IV/2027.