Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Dunia Klaim Target Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia Sudah Terpenuhi

World Bank menyebutkan bahwa pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia sangat mengesankan dan target 0 persen pada 2024 secara praktis telah terpenuhi.
World Bank menyebutkan bahwa pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia sangat mengesankan dan target 0 persen pada 2024 secara praktis telah terpenuhi. /Istimewa
World Bank menyebutkan bahwa pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia sangat mengesankan dan target 0 persen pada 2024 secara praktis telah terpenuhi. /Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Dunia atau World Bank menyebutkan bahwa pengentasan kemiskinan ekstrem di Indonesia sangat mengesankan dan target 0 persen pada 2024 secara praktis telah terpenuhi. 

“Indonesia boleh dibilang telah mencapai tujuannya untuk memberantas kemiskinan ekstrem ketika kemiskinan tersebut mencapai 1,5 persen pada 2022,” ujar Country Director World Bank Indonesia Satu Kahkonen dalam World Bank's Indonesia Poverty Assessment-Pathways Towards Economic Security” di Jakarta, Selasa (9/5/2023). 

Hal tersebut tercermin dari daerah-daerah yang sebelumnya tertinggal, kini berhasil mengejar ketertinggalannya, kecuali Nusa Tenggara dan Maluku-Papua. 

Kemiskinan ekstrem tercatat telah turun signifikan dalam 20 tahun terakhir, dari 19 persen menjadi 1,5 persen pada 2022. 

Dalam hal ini, kemiskinan ekstrem didefinisikan sebagai hidup dengan kurang dari US$1,90 2011 PPP (paritas daya beli) per hari. 

“Secara praktis memenuhi tujuan pemerintah untuk memberantas kemiskinan ekstrem lebih cepat dari jadwal yang diharapkan pada 2024,” tulis laporan Bank Dunia Indonesia Poverty Assessment, dikutip, Selasa (9/5/2023). 

Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan yang seiring dengan pemberian perlindungan sosial, termasuk bantuan sosial, telah memungkinkan kemajuan tersebut. 

Bahkan, Bank Dunia menilai pemberian bantuan sosial di Indonesia efektif dalam menurunkan angka kemiskinan ketimbang pemberian subsidi energi. 

Sementara itu, Bank Dunia menilai Indonesia sebagai calon negara berpendapatan menengah ke atas perlu mengubah definisi dari kemiskinan ekstrem. 

Pasalnya, negara berpenghasilan menengah ke bawah menggunakan garis kemiskinan yang lebih tinggi yang ditetapkan sebesar US$3,20 PPP 2011 per hari. 

Fokus pemerintah Indonesia juga harus mencakup rumah tangga yang secara ekonomi tidak aman, yang rentan untuk jatuh kembali ke dalam kemiskinan. 

“Apakah Indonesia siap menghadapi tantangan ini? Hasil sumber daya manusia masih belum memuaskan dan masih ada perbedaan geografis yang mengkhawatirkan,” tulis laporan tersebut. 

Selain itu, produktivitas pekerja yang rendah masih menghalangi rumah tangga untuk berada dalam posisi aman secara ekonomi. Berbagai guncangan termasuk iklim, terus mengancam upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper