Bisnis.com, JAKARTA — Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa I dan Tambak Lorok ditargetkan beroperasi secara komersial pada akhir tahun ini.
Kedua proyek PLTGU yang menjadi bagian dari megaproyek 35.000 megawatt (MW) itu diharapkan dapat beralih mengadopsi energi baru terbarukan (EBT).
Country Leader GE Gas Power Indonesia George Djohan mengatakan konsorsiumnya tengah mempercepat pembangunan akhir kedua proyek pembangkit berbasis gas tersebut saat ini. Dia berharap proses commisioning dapat diambil pada akhir tahun nanti.
“Yang masih berjalan itu Jawa I dan Tambak Lorok, harapannya dua-duanya selesai sebelum akhir tahun ini,” kata George saat ditemui di Jakarta, Rabu (10/5/2023).
Kepastian itu disampaikan George menyusul kabar adanya kendala teknis berkaitan dengan desain alat PLTGU Jawa I tersebut. Dia memastikan persoalan itu hal yang lumrah dalam proses penyetalan saat kontruksi.
“Ini kan kita proses kontruksi proses pengerjaan, pastinya ada proses penyetelan dari alat dan lain-lain, ini yang selalu kita lakukan untuk mendapatkan suatu pembangkit dengan kualitas terbaik,” kata dia.
Baca Juga
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan baru separuh atau sekitar 47 persen proyek pembangkit 35.000 megawatt (MW) yang telah commercial operation date (COD) atau sudah beroperasi hingga akhir Desember 2022.
Persisnya, baru 415 unit pembangkit yang rampung beroperasi dari 970 unit yang direncanakan dengan potensi daya terpasang 35,46 gigawatt (GW) tersebut.
Dari 415 unit pembangkit yang sudah COD tersebut, 189 unit di antaranya berasal dari Independent Power Producer (IPP), sisanya sebanyak 226 unit berasal dari PT PLN (Persero). Sedangkan, 572 unit pembangkit listrik sudah teken kontrak, menunggu pendanaan untuk pembangunan.
“Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan untuk kemajuan proyek 35.000 MW secara nasional sudah ada 29.982 MW atau 572 unit atau sebesar 84,6 persen yang sudah berkontrak artinya kemungkinan besar pasti dibangun nanti jika sudah power purchase agreement [PPA] tinggal mencari pendanaannya,” kata Dadan saat konferensi pers, Jakarta, Rabu (1/2/2023).
Dadan memerinci penyelesaian pembangunan pembangkit telah mencapai 16.596 MW dibandingkan status akhir tahun 2021 yaitu sekitar 11.257,5 MW, atau naik 5.338,2 MW.
Capaian pembangkit yang terbangun pada 2022 yaitu PLTU Jawa-4 unit 5 dan 6 (2x1.070 MW), PLTU Jawa Tengah (PPP) unit 1 dan 2 (2x1.000 MW), PLTGU Riau (294,7 MW), PLTMG Bangkanai FTP 2 (127,1 MW), PLTP Sokoria unit 1 (6,6 MW), PLTP Sorik Marapi FTP-2 (62,8 MW), PLTS Selayar (1,3 MW), PLTS Sangihe (1,3 MW), PLTS Medang (0,3 MW), PLTS Nusa Penida dan Terapung Waduk Nusa Penida (3,19 MW), PLTU Lontar Exp (315 MW), PLTGU Muara Tawar Add-on Blok 2 (165,75 MW), PLTU Sulsel Barru2 (123,4 MW) dan 21 unit PLTM (96,8 MW).
"Proyek pembangkit yang telah kontrak/PPA namun belum konstruksi, saat ini dalam proses pemenuhan persyaratan pendanaan," kata dia.
Di sisi lain, sebagian besar Proyek 35.000 MW akan dikerjakan oleh perusahan listrik swasta yakni sebanyak 539 unit (70,3 persen) dengan total kapasitas sebesar 24,89 GW, sisanya sebanyak 431 unit pembangkit atau 29,7 persen dengan total kapasitas 10,57 GW dibangun PLN.
"Sebanyak 226 unit pembangkit yang dibangun PLN dengan total kapasitas listrik 4.698 MW sudah COD sedangkan IPP yang sudah COD sebanyak 189 unit pembangkit [48 persen]. IPP yang sudah berkontrak 307 unit pembangkit atau 89,9 persen,” tuturnya.