Bisnis.com, JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Tambak Lorok milik PT PLN Indonesia Power, yang dioperasikan GE Vernova Inc., mulai beroperasi dengan kapasitas 780 megawatt (MW).
CEO PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan pembangkit listrik yang berada di Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah tersebut memiliki kapasitas 780 MW atau setara untuk melakukan elektrifikasi ke 5 juta rumah.
“Proyek Tambak Lorok merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia, dengan menambahkan pembangkit berkapasitas besar ke dalam sistem yang memberikan stabilitas pada jaringan listrik negara ini,” kata Edwin dalam keterangannya, Rabu (4/9/2024).
Dia menambahkan PLTGU Tambak Lorok sejalan dengan kebijakan energi nasional untuk menurunkan emisi dari sektor kelistrikan. Kebutuhan untuk menambah daya menjadi penting seiring dengan makin banyak pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang ditutup.
Pemerintah perlahan menghentikan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara untuk mencapai nol emisi karbon pada 2060, serta mendukung agenda transisi energi.
Edwin optimistis GE Vernova, Marubeni Corporation, dan Hutama Karya, mampu memberikan standar kualitas dan keselamatan tertinggi dalam membangun pembangkit dan memberikan listrik ke jaringan listrik di Jawa.
Baca Juga
Sementara itu, Presiden dan CEO Asia dari GE Vernova Gas Power, Ramesh Singaram mengatakan penggunaan energi Indonesia akan meningkat secara signifikan seiring pertumbuhan ekonomi dan populasi. PLTGU Tambak Lorok diklaim mampu mengelektrifikasi sekitar 5 juta rumah.
PLTGU Tambak Lorok didukung oleh peralatan canggih GE Vernova yaitu turbin gas 9HA.02, turbin uap STF-D650, Once Through (OT) HRSG milik GE Vernova, dan peralatan pendukung lainnya.
"Selain peralatan pembangkit listrik inti yang dikirim dan dipasang dalam konfigurasi siklus gabungan, GE Vernova juga menyediakan perjanjian layanan selama 15 tahun untuk pemeliharaan mesin, pelatihan, dan manajemen pemeliharaan untuk meningkatkan kinerja operasional," ujarnya.
GE Vernova akan menggunakan teknologi HA (High-efficiency Air-cooled) dengan emisi terendah di industri untuk memberikan kemampuan mengurangi konsumsi bahan bakar sekaligus menurunkan emisi karbon.
