Bisnis.com, JAKARTA — PT PLN Energi Primer Indonesia tengah memasuki tahap prakualifikasi pelelangan proyek gasifikasi pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM) tahun ini.
Sekretaris Perusahaan PLN Energi Primer Indonesia Mamit Setiawan mengatakan, tahapan pelelangan itu juga diharapkan dapat segera meningkatkan serapan gas PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN dari alokasi kontrak harian atau daily contract quantity (DCQ) yang diberikan pemerintah selama ini.
“Adapun, pada periode triwulan 1 tahun 2023 masih dalam proses peningkatan jumlah pasokan sesuai yang telah ditetapkan di dalam kontrak,” kata Mamit saat dihubungi, Kamis (27/4/2023).
Mamit mengatakan, program gasifikasi yang sudah memasuki tahap prakualifikasi itu diharapkan dapat menyerap gas terkontrak mencapai rata-rata 150,93 billion British thermal unit per day (BBtud) .
“Terkait dengan program konversi BBM menjadi gas atau program gasifikasi pembangkit dilakukan melalui penyediaan midstream gas,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyoroti ihwal rendahnya realisasi pembelian gas bumi terkontrak dari tiga sektor potensial, di antaranya industri, kelistrikan, hingga pupuk.
Baca Juga
Deputi Keuangan dan Komersialisasi SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan, rendahnya realisasi pembelian gas dari jumlah DCQ yang telah diberikan pemerintah berdampak negatif pada upaya pengembangan serta eksplorasi lapangan gas di sisi hulu di tengah momentum transisi energi saat ini.
Kurnia mengatakan, sejumlah pengembangan lapangan yang terdampak sebagian besar berada di wilayah Jawa Timur. Selain itu, SKK Migas turut melaporkan, adanya penurunan pembelian gas yang signifikan dari pembeli di Singapura pada triwulan pertama tahun ini.
“Ada berbagai macam penyebabnya antara lain penurunan permintaan dari pelanggan-pelanggan sektor tersebut yang belum diperkirakan sebelumnya, sumber energi lain yang digunakan serta kendala teknis di buyer misalnya turnaround,” kata Kurnia kepada Bisnis, Selasa (18/4/2023).
Adapun, alokasi pasokan domestik tahun ini ditetapkan sebesar 3.539 BBtud. Alokasi itu lebih rendah dari ketetapan sepanjang 2022 di level 3.682 BBtud.
Sementara itu, kuota ekspor gas tahun ini ditetapkan sebesar 1.776 BBtud, bergeser sedikit dari alokasi tahun sebelumnya di angka 1.791 BBtud.
Lewat alokasi gas domestik itu, SKK Migas mengidentifikasi terdapat kesenjangan yang cukup lebar antara realisasi pembelian dengan DCQ di sektor industri, kelistrikan, dan pupuk.
Realisasi pembelian gas sepanjang Januari hingga Maret 2023 di sektor kelistrikan berada di angka 580,68 BBtud atau lebih rendah 29,7 persen dari gas terkontrak di level 826,06 BBtud.
Sementara itu, realisasi pembelian gas dari sektor pupuk berada di angka 601,28 BBtud atau lebih rendah 24 persen dari alokasi terkontrak sebesar 791,18 BBtud.
Di sisi lain, realisasi pembelian gas dari sektor industri berada di angka 1.688,71 BBtud atau mencapai 5,9 persen dari gas terkontrak di level 1.796,33 BBtud.