Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) akan melanjutkan langkah kenaikan suku bunga acuan sebagai strategi melawan inflasi yang tetap tinggi. Hal ini tetap dilakukan walaupun risiko terhadap ekonomi AS semakin meningkat.
Dewan rapat kebijakan bank sentral AS (FOMC) pada hari Rabu pekan ini diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin. Kenaikan akan menjadi kenaikan kesepuluh kalinya berturut-turut sejak Maret 2021. Pejabat The Fed juga sudah melakukan upaya dalam menurunkan tekanan, namun inflasi masih tetap di atas target 2 persen.
Pada Minggu lalu (27/3/2023), dilaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) AS hanya mengalami pertumbuhan 1,1 persen pada Kuartal I/2023 (year-on-year/yoy), di bawah ekspektasi analis sebesar 2 persen.
Pada hari Jumat akan dirilis data mengenai permintaan tenaga kerja yang menjadi dukungan utama bagi perekonomian AS.
Sebagaimana diketahui, pasar tenaga kerja yang masih kuat berperan penting dalam memperpanjang pertumbuhan ekonomi meskipun semakin terasa tekanan dari kebijakan ketat The Fed.
Berdasarkan data, diketahui bahwa kenaikan jumlah tenaga kerja mencapai 180.000 pada bulan April akan dianggap sehat. Namun, pertumbuhan ini menjadi perlambatan pertumbuhan lapangan kerja di bulan ketiga berturut-turut.
Baca Juga
Data lain dalam jadwal termasuk lowongan pekerjaan bulan Maret dan survei manajer pembelian di bulan April di bidang manufaktur dan jasa juga akan dirilis pekan ini.
Tim ekonom Bloomberg Economics mengatakan data-data sebelumnya memperkuat kemungkinan FOMC akan menaikan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5,25 persen pada 3 Mei mendatang.
“[The Fed tetap akan menaikkan suku bunga] meskipun terjadi gejolak dalam sistem perbankan dan menandakan bahwa kenaikan ini menjadi kenaikan terakhir pada tahun ini,” ungkap mereka seperti dikutip Bloomberg, Senin (1/5/2023).
Kemudian, para ekonom juga mengatakan bahwa fase selanjutnya dari siklus pengetatan adalah mempertahankan suku bunga pada level yang lebih tinggi sambil mengamati apakah tren inflasi menurun.
Suku Bunga di Eropa, Timur Tengah dan Afrika
Di lain sisi, kenaikan suku bunga di zona euro dan Norwegia serta jeda di Brasil akan menjadi salah satu keputusan moneter penting lainnya yang dijadwalkan di seluruh dunia.
Nantinya wilayah Eropa, Timur Tengah dan Afrika akan menghadapi minggu yang penting meskipun lebih singkat di banyak negara setelah liburan akhir pekan yang panjang.
Sentral Bank Eropa (ECB) juga akan menjadi pusat perhatian dalam keputusan suku bunga, setelah pengumuman dari The Fed di malam sebelumnya. Investor dan ekonom memperkirakan ECB menaikkan 25 basis poin, mengurangi laju pengetatan karena langkah bank sentral sebelumnya berdampak pada ekonomi dengan perlambatan dan kekhawatiran stabilitas keuangan yang berkepanjangan.
Nantinya hal yang penting dalam keputusan ini adalah survei pinjaman bank terbaru dari ECB dan data inflasi pada hari Selasa. Indeks Harga Konsumen (IHK) diperkirakan oleh ekonom akan menunjukan sinyal yang bertentangan.
Hal tersebut kemudian akan menjadi perhatian dari pejabat ECB. Jika laporan tersebut menunjukan inflasi inti tidak terduga meningkat dengan cepat, maka kemungkinan keputusan suku bunga yang lebih besar masih bisa terjadi.