Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Waspada Puncak Arus Balik hingga Harga Lesu Batu Bara

Berita tentang kewaspaan arus balik lalu lintas pemudik menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini.
Ilustrasi top 5. Sumber: Canva
Ilustrasi top 5. Sumber: Canva

Bisnis, JAKARTA — Berdasarkan data PT Jasa Marga (Persero) Tbk., baru 903.169 kendaraan atau 56,4 persen dari prediksi arus balik yang sudah kembali ke Jabodetabel pada H+1 hingga H+4 Lebaran. Sisanya akan menumpuk di tiga hari berikutnya hingga H+7.

Berita tentang kewaspaan arus balik lalu lintas pemudik menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Sabtu (8/4/2023):

1. Mewaspadai Kepadatan Puncak Arus Balik Jelang Libur Lebaran Usai

Sebentar lagi, libur Lebaran usai. Hal ini tentunya menjadi kewaspadaan tersendiri lalu lintas arus balik mudik Lebaran. Pasalnya, berdasarkan data PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebanyak 903.169 kendaraan kembali ke wilayah Jabotabek pada H+1 sampai dengan H+4 hari raya Idulfitri 1444 H/ Lebaran 2023 yang jatuh pada Senin (24/4) hingga Kamis (27/4). 

Jumlah kendaraan yang telah kembali ke Jabotabek tersebut mencapai 56,4 persen dari prediksi arus balik sebesar 1,6 juta kendaraan pada periode H+1 sampai dengan H+7 hari raya Idulfitri 1444 H. Dengan melihat realisasi hingga H+4 yang dibandingkan dengan prediksi arus balik pada periode H+1 sampai dengan H+7 tersebut, masih ada 43,6 persen atau sekitar 699.000 kendaraan yang belum kembali ke Jabotabek.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memproyeksikan puncak arus balik periode kedua akan terjadi pada 30 April hingga 1 Mei 2023. Masyarakat diimbau untuk menghindari melakukan perjalanan balik pada waktu-waktu tersebut.

 

2. Pesona Properti Mewah Singapura Jadi Primadona Crazy Rich RI

Beberapa hari terakhir tengah ramai pembicaraan keluarga konglomerat membeli tiga unit hunian mewah di Singapura senilai S$206,7 juta atau setara Rp2,27 triliun (asumsi kurs Rp11.000). 

Kabar keluarga konglomerat Indonesia yang membeli hunian mewah di Negeri Singa ini mungkin bukan berita mengejutkan dan bukan barang baru. Tak berlebihan jika hampir semua konglomerat Indonesia memiliki properti di Singapura, bahkan bermukim di negeri jiran itu meski tak melepaskan statusnya WNI-nya.

Country Manager Rumah.com Marine Novita menuturkan Singapura menjadi negara sasaran konglomerat Indonesia membeli properti residensial di luar negeri. Bagi pasar properti di Singapura, WNI (Warga Negara Indonesia) menjadi salah satu target utama konsumen asing mereka.

“Selain untuk menambah portfolio investasi mereka, beberapa alasan WNI membeli properti di Singapura di antaranya adalah jarak yang relatif dekat sebagai tujuan wisata dan tujuan pendidikan,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (28/4/2023).  

 

3. Mudik 2023 Lancar “di Atas Anggaran” Hampir Rp100 Triliun

Bagi masyarakat awam kelancaran arus mudik dan arus balik bisa jadi hanya dilihat dari sisi seberapa macet atau seberapa tidak macet kondisi lalu lintas. Namun, bagi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kelancaran arus mudik dan arus balik tak lepas dari anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk memudahkan transportasi.

Dalam pandangan Sri Mulyani, kelancaran “ritual tahunan” mudik Lebaran tak lepas dari sejumlah dana yang telah digelontorkan pemerintah melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Adapun penerimaan dalam APBN salah satunya disumbang oleh pajak yang bersumber dari masyarakat.  

Hampir Rp100 triliun dana APBN digelontorkan pemerintah untuk mendukung konektivitas nasional.  

“Seluruh pendanaan ini untuk mendukung arus mudik dan arus balik lebaran 2023. APBN #UangKita hadir untuk menghubungkan Indonesia.!” Tulis Sri Mulyani di Instagram pribadinya @smindrawati, seperti dikutip Bisnis.com, Kamis (27/4/2023).  

Pada Lebaran 2023 pergerakan mudik nasional diperkirakan melibatkan 45,8 persen penduduk Indonesia atau sekitar 123,8 juta jiwa.

 

Foto udara kendaraan pemudik memenuhi kantong parkir Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Bali, Rabu (19/4/2023)./Antara-Budi Candra Setya

4. Memacu Realisasi Investasi Melalui Capaian Kuartal Pertama 2023

Pemerintah memiliki modal awal yang cukup baik untuk mengejar target investasi 2023. Hingga kuartal pertama 2023, realisasi investasi mendekati 25 persen dari target Rp1.400 triliun. 

Meski begitu, sejumlah tantangan tetap harus dihadapi pemerintah. Sikap investor yang wait and see menjelang tahun politik 2024 menjadi “batu penghalang” besar yang harus bisa dipecahkan.  

Berdasar keterangan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia realisasi investasi pada kuartal pertama tahun 2023 mencapai Rp328,9 triliun atau sama dengan 23,5 dari target investasi Rp1.400 triliun.

Realisasi tersebut mengalami peningkatan sebesar 16,5 persen jika dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun lalu. Bahlil menegaskan 384.892 tenaga kerja terserap dalam realisasi investasi. Jumlah tersebut merupakan pekerja dalam negeri, bukan tenaga kerja asing. 

Di sisi lain, investasi asing menempati porsi yang lebih besar dibandingkan investasi dalam negeri. Penanaman modal asing (PMA) pada kuartal I/2023 tercatat mencapai Rp177,0 triliun atau 53,8 persen dari total realisasi.

Jumlah tersebut lebih tinggi dari realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp151,9 triliun atau mencapai 46,2 persen dari total realisasi investasi kuartal I/2023.

 

5. Proyeksi Muram Harga Komoditas Batu Bara

Harga batu bara diproyeksi mengalami penurunan paling tajam dibandingkan dengan komoditas energi lainnya. Kondisi tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya peningkatan produksi dalam negeri. Kondisi tersebut diperkirakan Bank Dunia atau World Bank lewat laporan terbarunya yang berjudul Commodity Markets Outlook. 

Pada laporan yang dirilis pada 27 April 2023 itu, harga komoditas global diperkirakan mengalami penurunan dengan laju tercepatnya sejak pandemi Covid-19. Tapi secara kumulatif, harga produk komoditas diperkirakan turun sebesar 21 persen pada 2023 dibandingkan dengan tahun lalu alias secara year on year (yoy). 

Sementara harga energi diproyeksikan turun 26 persen secara yoy pada tahun ini.Harga minyak mentah Brent dalam dolar AS diperkirakan berada di level US$84 per barel tahun ini. Jika terealisasi, level harga itu turun 16 persen dari rata-rata pada 2022. 

Sementara itu, harga gas alam menjadi salah satu yang diperkirakan mengalami penurunan paling besar pada tahun ini, jika dibandingkan dengan komoditas energi lainnya.

Bank Dunia memperkirakan, harga gas alam di Eropa dan Amerika Serikat turun lebih dari 50 persen pada 2023 dibandingkan dengan 2022. Harga acuan gas alam di Eropa diperkirakan turun sebesar 53 persen dari rata-rata tahun 2022.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper