Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Freeport Raih Perpanjangan Kontrak Tambang Usai 2041, Ini Alasan Pemerintah

Pemerintah merestui perpanjangan kontrak tambang PT Freeport Indonesia usai 2041 dengan sejumlah pertimbangan.
Bus antipeluru kendaraan khusus bagi karyawan PT Freeport Indonesia melintas di Mile Post 21 Timika, Mimika, Papua Tengah./Bisnis-Hendri T Asworo
Bus antipeluru kendaraan khusus bagi karyawan PT Freeport Indonesia melintas di Mile Post 21 Timika, Mimika, Papua Tengah./Bisnis-Hendri T Asworo

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasfrif memastikan pemerintah bakal memperpanjang kontrak izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia (PTFI) di tambang Grasberg, Papua setelah sejumlah pembicaraan intens dilalui bersama dengan kontraktor beberapa tahun belakangan. 

Kepastian lebih cepat terkait keberlanjutan kontrak setelah 2041 menjadi krusial bagi PTFI untuk mengoptimalkan potensi sumber daya mineral yang masih melimpah di tambang Bumi Cenderawasih itu. PTFI disebutkan telah mengajukan permohonan perpanjangan izin kontrak itu kepada pemerintah pada awal tahun ini. 

Sebagai bagian kesepakatan divestasi saham PTFI kepada Pemerintah Indonesia melalui PT Inalum (Persero) atau MIND ID pada 2018, PTFI telah mendapatkan kepastian hukum dan kepastian berusaha dengan mengantongi perpanjangan masa operasi 2x10 tahun hingga 2041. Namun, PTFI mengidentifikasi bahwa potensi sumber daya mineral di tambang Grasberg masih dapat dimonetisasi hingga lebih dari 2041. 

“[Pemerintah] akan berikan perpanjangan, kita harus siapkan aturan-aturannya kan kita masih terus dalami,” kata Arifin saat ditemui di Kementerian ESDM, Jumat (28/4/2023). 

Ihwal pertimbangan yang diambil pemerintah, Arifin mengatakan, sumber daya mineral yang ada di Grasberg terbilang besar untuk dapat dikembangkan lebih lanjut setelah 2041. Dengan demikian, dia mengatakan, komitmen pemerintah untuk memperjanjang IUPK dari PTFI itu diharapkan dapat memberi kepastian investasi lanjutan dalam jangka panjang mengelola potensi sumber daya melimpah di salah satu blok tambang tembaga terbesar di dunia tersebut. 

“Kita harus beri kepastian usaha, mereka juga dengan kepastian itu mereka akan mengalokasikan anggarannya untuk eksplorasi-eksplorasi tambahan kan,” tuturnya. 

Di sisi lain, dia menggarisbawahi, perpanjangan kontrak ini dipastikan untuk ikut meningkatkan penerimaan negara dari sektor tambang dalam jangka panjang mendatang. Sebagai contohnya, dia mengatakan, pemerintah juga bakal mengatur upaya divestasi lanjutan PTFI selepas perpindahan saham mayoritas 51 persen 2018. 

Dia mengatakan pemerintah ingin menambah kepemilikan saham mayoritas di PTFI untuk memastikan kedaulatan di sisa potensi sumber daya mineral tersebut.

“Ya [divestasi] itu masa setelah perpanjangan, post 2041, di dalam ini ada konsekuensi administrasi tadi,” kata dia. 

Dalam laporan keuangan dan operasi kuartal III/2022 Freeport-McMoRan Inc. (FCX), salah satu pemegang saham PTFI, disebutkan bahwa perpanjangan kontrak setelah 2041 diyakini dapat menjaga keberlanjutan operasi dan identifikasi pengembangan sumber daya lanjutan di kawasan tambang Grasberg tersebut. 

“Kami telah melakukan pembicaraan awal, dan menurut saya ada pengakuan bahwa semua pihak berkepentingan perlu menemukan resolusi untuk ini. Tidak masuk akal bagi pemangku kepentingan manapun, kalau kami menjalankan operasi ini dengan tenggat akhir 2041,” ujar Chairman dan CEO Freeport McMoRan Richard C. Adkerson saat conference call kuartal III/2022, Kamis (20/10/2022), waktu setempat.

Richard menambahkan, terdapat sumber daya yang berhasil diidentifikasi oleh PTFI pada salah satu kawasan tambang terbesar di dunia itu yang dapat diolah melampaui masa IUPK hingga 2041 mendatang. 

“Karena semua diskusi berlarut-larut tentang kontrak kerja kami, kami belum melakukan pengeboran deliniasi untuk benar-benar memahami apa yang terjadi pada tubuh bijih di kedalaman itu,” katanya. 

Menurutnya, dalam negosiasi perpanjangan kontrak PTFI terdapat sejumlah hal kompleks yang perlu disepakati antara PTFI dan Pemerintah RI. Pihaknya pun kini mulai bekerja keras agar ada kesepakatan yang dapat diterima bersama. 

Kendati demikian, dia memastikan, hubungan kemitraan FCX dengan pemerintah belakangan ini makin menunjukkan arah yang positif. Misalkan, dia mencontohkan, kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke lokasi pertambangan PTFI di Tembagapura, Mimika, Papua Tengah pada akhir Agustus 2022. 

“Dia [Jokowi] menyampaikan banyak hal positif saat kunjungan itu, bagi saya itu sesuatu yang spesial,” katanya.

Saat ini, PTFI memiliki tiga tambang bawah tanah di tambang Grasberg, yakni Grasberg Block Cave, Deep Level Level Zone (DMLZ), dan Big Gossan. Pada akhir 2021, produksi tembaga dan emas triwulanan PTFI mendekati 100 persen tingkat produksi tahunan yang ditargetkan mencapai sekitar 1,6 miliar pounds tembaga dan 1,6 juta ounces emas. 

Pada kuartal III/2022, tingkat penggilingan PTFI untuk bijih yang diekstraksi dari tambang bawah tanahnya rata-rata mencapai 188.700 metrik ton bijih per hari. 

Untuk 2022, perkiraan belanja modal PTFI untuk proyek tambang bawah tanah Grasberg Block Cave dan DMLZ, termasuk pembangunan pembangkit listrik dual-fuel, mencapai US$1 miliar. 

Selain itu, sepanjang 2021, PTFI juga memulai kegiatan pengembangan tambang jangka panjang untuk deposit Blok Kucing Liar yang diharapkan dapat memproduksi lebih dari 6 miliar pounds tembaga dan 5 juta ounces emas antara 2028 hingga akhir 2041. Kegiatan pengembangan praproduksi diperkirakan akan berlangsung selama 10 tahun dan investasi modal diperkirakan mencapai rata-rata sekitar U$400 juta per tahun selama 10 tahun ke depan.

Adapun, kepemilikan saham mayoritas PTFI saat ini dipegang oleh Pemerintah Indonesia sebesar 51,2 persen yang sisanya digenggam Freeport McMoRan (FCX). Saham milik pemerintah itu tertuang dari kepemilikan 26,24 persen PT Inalum dan 25 persen PT Indonesia Papua Metal dan Mineral (IPMM).

PTFI menargetkan dapat menyetor uang ke kas negara mencapai US$80 miliar atau setara dengan Rp1.218 triliun (kurs Rp15.230) hingga 2041 mendatang. Perkiraan angka setoran tersebut berdasarkan asumsi harga tembaga US$4 dan harga emas berada di kisaran US$1.800 saat itu. 

Di sisi lain, PTFI telah mengalokasikan investasi tambahan mencapai US$18,6 miliar atau setara dengan Rp283,76 triliun terkait dengan pengembangan tambang dan hilirisasi tembaga milik perseroan untuk periode 2021 hingga 2041 mendatang.

Investasi yang relatif besar itu dilakukan setelah perhitungan cadangan bijih milik perseroan diproyeksikan masih dapat ditambang hingga 2052. Malahan, kapasitas sumber daya bijih potensial untuk dikembangkan berdasarkan perkiraan PTFI berada di kisaran 3 miliar ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman
  1. 1
  2. 2
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper