Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Suku Bunga Tinggi, Tren Beli Rumah Dicicil via KPR Melambat

Bank Indonesia (BI) mencatat tren penjualan rumah melalui skema kredit pemilikan rumah (KPR) hingga kredit pemilikan apartemen (KPA) mengalami perlambatan.
Foto aerial salah satu perumahan subsidi di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial salah satu perumahan subsidi di Ciampea, Bogor, Jawa Barat, Senin (6/1/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat tren penjualan rumah melalui skema kredit pemilikan rumah (KPR) hingga kredit pemilikan apartemen (KPA) mengalami perlambatan.

Mengacu pada hasil survei harga properti residensial (SHPR), pada triwulan I/2024, total nilai kredit KPR dan KPA secara tahunan meningkat sebesar 6,83% year-on-year (yoy). Pertumbuhan tersebut melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV/2023 yang sempat tumbuh 12,17%.

Meski mengalami perlambatan, porsi pembelian rumah melalui skema KPR masih mendominasi mencapai 76,25%. Sementara itu pembelian melalui skema tunai bertahap sebesar 16,59% dan tunai langsung sebesar 7,17%.

"Realisasi KPR dan KPA pada triwulan I/2024 yang melambat secara tahunan disebabkan oleh penurunan penyaluran KPR dan KPA pada 3 bulan terakhir [-3,16%, quartal-to-quartal]," tulis BI dalam surveinya dikutip Jumat (17/5/2024).

Kemudian, di tengah tren suku bunga tinggi, rapor penjualan properti residensial sepanjang kuartal I/2024 terpantau tetap berada dalam tren positif. Posisinya meningkat signifikan sebesar 31,16% yoy, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,37% yoy.

Peningkatan penjualan properti pada kuartal I/2024 terjadi pada seluruh tipe rumah. Peningkatan penjualan rumah tipe kecil, tipe menengah, dan tipe besar masing-masing sebesar 37,84% yoy, 13,57% yoy, dan 48,51% yoy.

"Berdasarkan informasi dari responden, faktor utama yang mendorong peningkatan penjualan adalah pembukaan proyek baru yang berhasil menarik minat konsumen," jelas manajemen BI.

Meski penjualan rumah masih parkir di zona hijau, BI tetap mencatat masih terdapat sejumlah faktor yang menghambat pengembangan penjualan properti residensial primer. Beberapa di antaranya, yakni didorong oleh konsentrasi akibat kenaikan harga bangunan (37,55%) dan masalah perizinan (23,70%).

Sementara itu, komponen suku bunga KPR tinggi juga menghambat penjualan properti dengan persentase mencapai 21,43% dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR sebesar 17,31%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper