Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonom: Korea Selatan Terancam Resesi Tahun Ini

Ekonomi Korea Selatan diperkirakan mendekati resesi karena pertumbuhan global yang lebih lambat menghambat ekspor.
Peti kemas pengiriman di Busan Port Terminal (BPT) di Busan, Korea Selatan, pada hari Jumat, 23 September 2022./Bloomberg
Peti kemas pengiriman di Busan Port Terminal (BPT) di Busan, Korea Selatan, pada hari Jumat, 23 September 2022./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Korea Selatan diperkirakan mendekati resesi pada awal 2023. Hal tersebut disebabkan pertumbuhan global yang lebih lambat menghambat ekspor dan pelemahan mata uang meningkatkan biaya impor negara tersebut.

Para ekonom merevisi turun ekspektasi pertumbuhan ekonomi Negeri Gingseng kuartal I/2023 dari periode tiga bulan sebelumnya menjadi hanya 0,1 persen.

Dilansir dari Bloomberg pada Selasa (18/4/2023), Angka tersebut turun dari perkiraan 0,3 persen pada survei sebelumnya dan mengikuti kontraksi pada tiga bulan terakhir tahun lalu. Dua kuartal berturut-turut dari kontraksi ekonomi biasanya dilihat sebagai resesi teknis.

"Pada kuartal pertama, terutama di bulan Maret kami melihat melemahnya permintaan dari Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) selain dari China, jadi di mana-mana permintaan melambat," kata ekonom di Nomura Holdings Inc Jeong Woo Park.

Jeong melihat memperkirakan ekonomi berkontraksi 0,7 persen dari kuartal keempat, perkiraan terlemah di antara rekan-rekannya.

"Saya rasa Korea sudah berada dalam resesi," tambahnya.

Perkiraan ini muncul menjelang data produk domestik bruto kuartal pertama. Ekonomi Korea Selatan menghadapi tantangan yang signifikan, termasuk pasar perumahan lokal yang goyah, risiko kredit dan penurunan ekspor. Sementara itu, mata uangnya telah menjadi mata uang yang tertinggal di Asia. 

Kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu alasan Bank of Korea (BOK) mempertahankan suku bunga sejak pertemuan Januari.

Meskipun konsensus masih memperkirakan bahwa ekonomi akan berekspansi pada kuartal pertama dan mendapatkan kembali momentum setelah itu, hasil yang lebih lemah dari yang diperkirakan dapat semakin memperkuat pandangan bahwa siklus pengetatan BOK telah berakhir.

Penurunan ekspektasi para analis terhadap pertumbuhan ekonomi kuartal I/2023 disebabkan oleh peningkatan impor, yang dalam perhitungan PDB menghilangkan angka pertumbuhan.

Ekspor telah anjlok tahun ini di tengah melemahnya permintaan global. Korsel bergantung pada perdagangan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Ekonomi Korsel juga merupakan salah satu barometer pertumbuhan global karena berbagai macam barang yang diekspor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper