Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyaluran Kredit Bank AS Anjlok dalam 2 Pekan Terakhir Maret 2023, Rekor sejak 1973

Penurunan lebih dari US$45 miliar pada minggu terakhir Maret 2023 terutama disebabkan oleh penurunan pinjaman oleh bank-bank kecil.
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Mata uang dolar di salah satu penukaran uang di Jakarta, Minggu (9/10/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Penyaluran pinjaman perbankan Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi terbesar dalam dua pekan terakhir pada Maret 2023, yang mengindikasikan terjadinya pengetatan kondisi kredit setelah bangkrutnya beberapa bank besar yang berisiko merusak perekonomian.

Melansir Bloomberg, Sabtu (8/4/2023), penyaluran kredit bank komersial tercatat turun hampir sebesar US$105 miliar dalam dua minggu terakhir pada Maret 2023. Berdasarkan data Federal Reserve, penurunan ini merupakan yang terbesar sejak 1973.

Penurunan lebih dari US$45 miliar pada minggu terakhir Maret 2023 terutama disebabkan oleh penurunan pinjaman oleh bank-bank kecil.

Penurunan total pinjaman pada paruh terakhir Maret 2023 cukup luas dan mencakup kredit real estate, serta kredit komersial dan industri.

Untuk diketahui, penurunan pinjaman tersebut menyusul runtuhnya beberapa perusahaan termasuk Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

Para ekonom memantau laporan H.8 dari The Fed, yang memberikan perkiraan neraca agregat mingguan untuk semua bank komersial di AS, untuk mengukur kondisi kredit. 

Kegagalan bank baru-baru ini dinilai telah memperumit upaya bank sentral untuk mengurangi inflasi tanpa membuat ekonomi masuk ke dalam resesi.

Pada Kamis (6/4/2023), indeks kondisi kredit dari American Bankers Association tercatat turun ke level terendah sejak awal pandemi, yang mengindikasikan bahwa para ekonom bank melihat kondisi kredit akan melemah dalam enam bulan ke depan. Akibatnya, bank-bank cenderung menjadi lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.

JP Morgan Chase & Co. Chief Executive Officer Jamie Dimon menyampaikan bahwa krisis perbankan di AS tersebut telah meningkatkan kemungkinan terjadinya resesi.

“[Kegagalan sejumlah bank telah] memicu banyak kekhawatiran di pasar dan jelas akan menyebabkan pengetatan kondisi keuangan karena bank-bank dan pemberi pinjaman lainnya menjadi lebih konservatif,” kata dia.

Laporan The Fed juga menunjukkan bahwa berdasarkan ukuran bank, pinjaman tercatat turun US$23,5 miliar pada 25 bank terbesar di AS dalam dua minggu terakhir, dan anjlok US$73,6 miliar pada bank-bank komersial yang lebih kecil pada periode yang sama. Pinjaman oleh lembaga-lembaga asing di AS juga turun sebesar US$7,5 miliar.

Dalam sebuah catatan pada laporan tersebut, The Fed mengatakan bahwa bank-bank yang berbasis di dalam negeri melakukan divestasi kepada lembaga-lembaga non-bank yang mempengaruhi pinjaman sebesar US$60 miliar pada minggu yang berakhir 22 Maret, yang berarti pinjaman tersebut tidak lagi dipegang oleh pemberi pinjaman komersial.

Sejalan dengan itu, deposito lainnya, yang tidak termasuk deposito berjangka besar, telah turun sebesar US$260,8 miliar di bank-bank komersial sejak pekan yang berakhir 15 Maret. 

Di bank-bank memiliki basis di dalam negeri mencatatkan penurunan sebesar US$236 miliar, sebagian besar mencerminkan penurunan di 25 institusi terbesar. Simpanan di bank-bank kecil juga turun US$58,1 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper