Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investasi Blok Masela Diproyeksi Bengkak Rp21,02 Triliun, Ini Sebabnya

Revisi rencana pengembangan Blok Masela diproyeksi bakal membuat nilai investasi makin membengkak
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memastikan rencana penambahan fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) yang diajukan Inpex Masela Ltd pada proyek LNG Abadi Blok Masela bakal menjadi bagian dari operasi perminyakan (petroleum operations) yang turut memengaruhi investasi dan peluang bisnis lapangan itu ke depan. 

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryodipuro mengatakan, lembaganya sudah menerima revisi rencana pengembangan lapangan atau plan of development (PoD) Blok Masela awal pekan ini. 

Hudi menuturkan, evaluasi terkait dengan proposal penambahan fasilitas CCS pada salah satu lapangan gas terbesar di dunia itu masih dilakukan otoritas terkait. 

“Terkait fasilitas CCS, akan menjadi bagian dari petroleum operations, sesuai dengan Permen ESDM yang baru saja diterbitkan,” kata Hudi saat dikonfirmasi, Jumat (7/4/2023). 

Masuknya fasilitas CCS sebagai operasi perminyakan diharapkan dapat membantu keekonomian proyek lewat bagi hasil cost recovery yang menyertakan investasi anyar penangkapan karbon tersebut. 

“Apabila CCS masuk ke petroleum operations maka biayanya bisa menjadi bagian dari cost recovery, sesuai term and conditions dari wilayah kerja tersebut,” kata dia. 

Menurut Dudi, penambahan fasilitas CCS itu bakal berdampak langsung pada potensi melebarnya nilai investasi yang diperlukan untuk pengembangan proyek mendatang. Hal ini, kata dia, masih menjadi perhatian dari SKK Migas.

“Nilai investasi pasti akan berubah karena ada penambahan dari CCS di dalam proyek ini,” kata dia. 

Hitung-hitungan awal SKK Migas terkait dengan PoD Blok Masela itu memperlihatkan potensi molornya target onstream lapangan selama 2 tahun yang sebelumnya dipatok komersial pada 2027 mendatang. 

Sejauh ini, tambahan belanja modal untuk fasilitas CCS di Blok Masela diperkirakan mencapai US$1,4 miliar atau setara dengan Rp21,02 triliun (asumsi kurs Rp15.015 per US$). 

Seperti diberitakan sebelumnya, Inpex Corporation, lewat anak usahanya Inpex Masela Ltd, telah resmi menyampaikan revisi rencana pengembangan lapangan untuk penambahan fasilitas penangkapan dan penyimpanan karbon di proyek LNG Abadi Blok Masela kepada pemerintah. 

Penyampaian revisi rencana pengembangan lapangan itu dilakukan seiring dengan rencana PT Pertamina (Persero) bersama dengan Petroliam Nasional Berhad atau Petronas untuk melakukan penawaran mengikat atau binding offer atas 35 persen hak partisipasi yang ingin dilepas Shell Upstream Overseas Ltd di proyek LNG Abadi Blok Masela bulan ini. 

Pada pertengahan 2019 lalu, operator Blok Masela, Inpex Masela Ltd, meminta waktu untuk merevisi kembali PoD awal lapangan gas yang belakangan masuk ke dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) kepada pemerintah. 

Inpex saat itu beralasan ingin memasukkan fasilitas CCS ke dalam pengembangan lapangan untuk meningkatkan daya saing blok migas tersebut di tengah transisi energi yang sedang bergulir.

Empat tahun berselang pada Maret 2023, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyambut inisiatif Inpex itu lewat penerbitan Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Penangkapan dan Penyimpanan Karbon, serta Penangkapan, Pemanfaatan dan Penyimpanan Karbon pada Kegiatan Usaha Hulu Migas.

“Oleh karena itu, proyek ini diharapkan menjadi proyek CCS pertama yang dapat dijalankan dengan skema bisnis bagi hasil cost recovery dengan pemerintah,” tulis Tim Komunikasi Inpex Corporation lewat keterangan resmi dikutip Jumat (7/4/2023). 

Inpex berharap dapat melanjutkan sejumlah kegiatan front-end engineering design (FEED) sembari menanti persetujuan revisi PoD tersebut. Setelahnya, Inpex berencana menyelesaikan persiapan pemasaran dan pembiayaan untuk melanjutkan rencana proyek untuk sampai pada keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) pada paruh kedua 2020-an.

“Proyek LNG Abadi Masela ditargetkan dapat mencapai FID di akhir paruh kedua tahun 2020-an dan berproduksi secara komersial di awal 2030-an,” tulis Inpex. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper