Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pandemi Mereda, Okupansi Mal di Jakarta Belum Pulih Sepenuhnya

Colliers International Indonesia melaporkan okupansi pusat perbelanjaan untuk wilayah Jakarta pada kuartal I/2023 masih rendah, yakni 69 persen.
Kondisi di pusat perbelanjaan Ratu Plaza, Jakarta yang sepi penyewa dan pengunjung, Minggu (8/1/2023). BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa
Kondisi di pusat perbelanjaan Ratu Plaza, Jakarta yang sepi penyewa dan pengunjung, Minggu (8/1/2023). BISNIS/Afiffah Rahmah Nurdifa

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat hunian atau okupansi pusat perbelanjaan dilaporkan belum sepenuhnya pulih, meski pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) telah dicabut pada akhir Desember 2022.

Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto mengungkapkan, okupansi pusat perbelanjaan untuk wilayah Jakarta pada kuartal I/2023 masih rendah, yakni 69 persen dibandingkan kuartal IV/2019 atau sebelum pandemi yang tercatat di level 79,8 persen.

“Okupansi ini relatif rendah di bawah 70 persen sekarang ini karena kalau kita lihat kinerja tiap tipe dari shopping center itu memang tidak terlalu merata,” katanya dalam Colliers Virtual Media Briefing Q1 2023, Rabu (5/4/2023).

Dalam paparannya, kinerja tingkat hunian pusat perbelanjaan untuk kelas menengah atas dan premium cukup tinggi pada kuartal I/2023, di mana masing-masing berada di 79,3 persen dan 84,5 persen. Dibandingkan dengan kelas menengah ke bawah, tingkat hunian berada di 65,9 persen untuk kelas menengah dan 47 persen untuk menengah bawah.

Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di bawah tingkat hunian pada kuartal IV/2019 atau sebelum masa pandemi. Kala itu, kelas premium berada di level 91 persen, kelas atas 90,4 persen, menengah 77,6 persen, dan menengah bawah 66,3 persen.

Ferry menjelaskan, tingkat hunian mal-mal kelas menengah ke bawah yang masih rendah tersebut salah satunya dipicu oleh tipikal dari bisnis mereka yang cenderung tidak bisa dinamis dalam melihat tren pusat perbelanjaan. 

Hal tersebut sangat jauh berbeda dengan mal-mal kelas atas dan premium. Ferry mengungkapkan, mal-mal ini berani untuk mengeluarkan modal guna merenovasi ataupun memberikan tampilan yang lebih segar untuk malnya, bahkan mengganti tenant yang dianggap lebih mampu menarik banyak pengunjung. 

“Inilah yang terjadi, kalau kita lihat tingkat okupansi [antara mal kelas atas dan menengah bawah] cukup jomplang. Kalau kita lihat, kinerja mal-mal pusat premium, tingkat okupansinya tidak sedrop ini, tapi cenderung lebih landai. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri pandemi memberikan dampak yang cukup signifikan kepada sektor perbelanjaan,” jelasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper