Bisnis.com, BADUNG – Pernyataan bersama antara para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean (Asean Finance Ministers & Central Bank Governors Meeting/AFMGM) pekan lalu menghasilkan sejumlah kesepakatan di sektor keuangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan sejumlah hasil kesepakatan berhasil diraih dalam pertemuan para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean di bawah Keketuaan Indonesia di Bali, pekan lalu, (31/3/2023).
Sri Mulyani mengatakan bahwa pernyataan dalam pertemuan pertama para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Asean itu lahir sejumlah inisiatif yang muncul dan kerja sama antarnegara anggota Asean khususnya di sektor keuangan.
Beberapa di antaranya kolaborasi antara otoritas keuangan dan kesehatan untuk memperkuat kapasitas kesehatan regional.
Dalam hal ini, pertemuan AFMGM berupaya untuk menyelesaikan laporan terkait gap modalitas untuk penggunaan regional financial facility dengan dana respons yang dimiliki Asean, seperti untuk mengatasi pandemi Covid-19 dan hal darurat lainnya.
“Kolaborasi juga diusulkan untuk penguatan UMKM dan keuangan digital. Hal ini merupakan salah satu prioritas untuk bisa mendukung inklusi keuangan dan akses pembiayaan untuk UMKM,” katanya dalam konferensi pers akhir pekan lalu di Bali.
Baca Juga
Terkait topik ketahanan pangan, negara anggota mengusulkan inisiatif dari kolaboratif yang kuat dengan badan sektoral asean yang akan fokus memberikan dukungan pembiayaan untuk mencapai stabilitas di Asean.
“Ini akan disepakati dalam deklarasi para pemimpin negara Asean terkait upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan,” jelasnya.
Di samping ketahanan pangan, negara Asean juga akan bekerja sama meningkatkan perdagangan dan investasi, termasuk di dalamnya kerja sama bilateral antara otoritas bea cukai dan perpajakan di kawasan.
Selain itu, salah satu prioritas Asean yaitu mendukung upaya untuk mengatasi perubahan iklim, dengan penyediaan pembiayaan dari Dana Infrastruktur Asean. Pertemuan tersebut juga membahas Asean Taksonomi 2 yang dimanfaatkan untuk melihat disparitas dan inklusivitas dari negara anggota Asean terkait proses transisi energi.
“Hal ini untuk memastikan tidak ada yang tertinggal dan ini diikuti dengan prinsip berkeadilan dan terjangkau,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa di antara bank sentral Asean, juga disepakati beberapa hal. Pertama, yaitu bersama memperkuat kebijakan makroekonomi dengan menggunakan bauran kebijakan untuk menahan dampak rambatan dari gejolak global.
“Dengan melihat secara multidimensional dan kompleksitas tantangan kawasan saat ini, kita akan memperkuat bauran kebijakan, yang mencakup kebijakan moneter, fiskal, dan makroprudensial, serta penerapan reformasi struktural,” katanya.
Kedua, kawasan sepakat untuk menjaga ketahanan eksternal dengan mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi perdagangan dan investasi, sehingga dapat memperkuat cadangan devisa masing-masing negara.
Ketiga, bank sentral Asean juga sepakat untuk memperluas kerjasama konektivitas sistem pembayaran lintas batas. Setelah kerja sama dilakukan oleh lima negara anggota, Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, dan Thailand, kerja sama akan diperluas dengan Vietnam, Laos, Kamboja, dan Brunei Darussalam.