Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bapanas Tugaskan Bulog Impor Beras, Legislator : Tidak Sinkron dengan Mentan

Bapanas mmenugaskan impor kepada Bulog justru tidak selaras dengan penjelasan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di salah satu gudang Bulog. Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di salah satu gudang Bulog. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA — Langah Badan Pangan Nasional atau Bapanas yang menugaskan Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan impor 2 juta ton beras sepanjang 2023, mendapat sorotan.

Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan mengatakan bahwa penugasan yang diberikan oleh Bapanas itu diberikan saat terjadi panen raya.

“Kami minta pemerintah jangan lakukan impor saat panen raya. Itu menjadi berita buruk akan mengganggu semangat para petani,” ungkapnya dalam keterangan, Selasa (28/3/2023).

Legislator Fraksi PKB itu merasa heran dengan langkah Bapanas yang menugaskan Perum Bulog melakukan impor. Pasalnya, hal itu tidak selaras dengan penjelasan Menteri Pertanian (Mentan) yang menyatakan optimistis hasil produksi beras Indonesia bulan ini sampai Mei karena adanya panen raya.

"Yang menjadi pertanyaan besar adalah kenapa dalam situasi panen raya dan optimisme malah pemerintah berencana melakukan impor. paradoks ini mohon dijelaskan," tegasnya.

Padahal Mentan Syahrul mengungkapkan ada kenaikan baik dari sisi produksi maupun luas lahan panen. Syahrul mengatakan pada 2023 potensi luas panen selama Januari ke April sebanyak 4,51 juta hektare, meningkat 2,13 persen dibanding periode yang sama tahun 2022.

Sedangkan dari sisi produksi padi atau gabah kering giling (GKG) sebanyak 23,94 juta ton atau meningkat 0,53 persen, dan produksi beras sebanyak 13,79 juta ton atau meningkat 0,56 persen. Sementara itu, selama tahun 2022 produksi beras naik 0,15 juta ton atau naik 0,29 persen dibandingkan tahun 2021.

Dari produksi 2021 sebesar 31,36 juta ton menjadi 31,54 juta ton pada 2022 silam. Jika konsumsi beras sebesar 30,20 juta ton, maka terdapat surplus sebesar 1,3 juta ton. "Dengan memperhatikan kondisi tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri menghadapi bulan ramadhan dan hari raya Idul Fitri relatif aman," ungkap Syahrul.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, 500.000 ton impor beras itu perlu segera dilakukan untuk keperluan program bansos. “Segera itu karena kalau ini kita penyerapannya tidak dapat, itu kan untuk bansos," ujar Buwas.

Buwas mengatakan, stok cadangan beras pemerintah (CBP) di gudang Bulog saat ini masih sangat terbatas. Namun, penyaluran beras bakal ditopang oleh adanya musim panen raya selama 3 bulan ke depan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper