Bisnis.com, JAKARTA – Gejolak perbankan yang dipicu oleh runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) masih belum berakhir di Amerika Serikat. Sejumlah besar bank diramal akan mengalami kebangkrutan dalam waktu 2 tahun ke depan.
CEO hedge fund Man Group (EMG.L) Luke Ellis dari Man Group mengatakan persoalan gagal bayar di industri perbankan belum akan berakhir. Kekacauan di pasar yang memaksa dilakukannya penyelamatan darurat Credit Suisse oleh UBS pada akhir pekan lalu dinilai telah memberikan ketenangan pada pasar namun keadaan belum akan pulih sepenuhnya.
"Saya pikir kita akan menghadapi lebih banyak bank yang bangkrut dalam jangka waktu 12-24 bulan ke depan,” ujar Ellis, dilansir melalui Reuters, Rabu (22/3/2023).
Menurutnya bank-bank yang lebih kecil dan bank regional di Amerika Serikat, serta bank-bank yang rentan di Inggris dapat terancam. Ellis mengatakan bahwa kemajuan media sosial telah mempercepat beredarnya kekhawatiran tentang bank. "Banyak hal terjadi dengan kecepatan yang jauh lebih cepat. Entah itu krisis atau kabar baik," kata dia.
Dia menambahkan bahwa dia secara pribadi bukanlah seorang investor di bank-bank regional AS. Seorang juru bicara Bank of England, yang mengawasi kesehatan dan stabilitas sistem keuangan Inggris, mengatakan bahwa sistem perbankan Inggris memiliki modal dan pendanaan yang baik, serta tetap aman dan sehat.
Bank-bank sentral di seluruh dunia pun telah menanggapi gejolak ini dengan langkah-langkah terkoordinasi untuk memastikan aliran uang tunai antar bank di seluruh dunia.
Baca Juga
"Saya rasa para pembuat kebijakan telah melakukan cukup banyak hal untuk mengatasi masalah-masalah yang sangat unik ini," kata Seema Shah, kepala strategi global di Principal Asset Management.