Bisnis.com, JAKARTA - Saham-saham utama Wall Street ambruk setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menaikan suku bunga acuan 50 Bps pada Kamis (16/3/2023).
Kenaikan tersebut terjadi di tengah kekhawatiran akan krisis perbankan global, serta meningkatkan ketakutan bahwa Federal Reserve (The Fed) juga dapat mengetatkan kebijakan moneter untuk waktu yang lebih lama.
ECB mendorong kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Kamis (16/3/2023). ECB tetap berpegang pada perjuangannya melawan inflasi meskipun ada gejolak di pasar keuangan yang dipicu oleh runtuhnya Silicon Valley Bank (SVB) serta dua bank AS lainnya.
"Membaca beberapa hal dari keputusan ECB, salah satunya adalah bahwa kekhawatiran atas sektor perbankan tidak dimiliki oleh ECB. Selain itu, mereka melihat risiko inflasi yang meningkat dan tertanam terlalu besar untuk tidak ditangani," kata Kepala Investasi di Premier Miton Investors Neil Birrell, sebagaimana dilansir dari Reuters pada Kamis (16/3/2023).
Neil menjelaskan bahwa tidak banyak proyeksi yang akan datang mengacu pada data, dalam keputusan kebijakan mungkin juga bisa berarti mereka sadar akan tekanan pasar keuangan.
Imbas kenaikan suku bunga ECB, saham First Republic Bank turun 29,8 persen. Sementara itu, Western Alliance Bancorp turun 13,1 persen dan PacWest Bancorp 14,6 persen,
Baca Juga
Adapun, indeks perbankan regional KBW turun 1,6 persen, sementara saham perbankan S&P 500 turun 1,2 persen.
Bank-bank besar Amerika Serikat (AS), seperti JPMorgan Chase & Co, Citigroup dan Bank of America Corp juga turun antara 0,3 persen dan 1,0 persen.
Meski demikian, saham Credit Suisse yang terdaftar di AS naik 0,5 persen setelah bank tersebut mendapatkan jalur kredit hingga uS$54 miliar dari Swiss National Bank untuk menopang likuiditas dan kepercayaan investor.
Pasar uang sebagian besar masih memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh The Fed yang akan diumumkan 22 Maret 2023.
Untuk sektor teknologi, Saham Adobe Inc naik 3,8 persen setelah pembuat Photoshop ini menaikkan target laba 2023. Meta Platforms dan operator Snapchat, Snap Inc masing-masing naik 1,4 persen dan 6 persen.
Kenaikan tersebut terjadi setelah pemerintahan Joe Biden mengancam akan memberlakukan larangan terhadap TikTok, sosial media asal China.