Bisnis.com, JAKARTA – Bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB), memutuskan menaikkan suku bunga acuan pada Kamis (16/3/2023), di tengah gejolak pasar keuangan yang menimbulkan kekhawatiran terhadap krisis perbankan global.
Dilansir Reuters pada Kamis (16/3/2023), ECB menaikkan suku bunga acuan 50 basis poin untuk enam bulan berturut-turut dan mengatakan bahwa langkah ke depannya akan bergantung pada data yang masuk.
"Tingkat ketidakpastian yang meningkat memperkuat pentingnya pendekatan yang bergantung pada data untuk keputusan tingkat kebijakan Dewan Pemerintahan, yang akan ditentukan oleh penilaiannya terhadap prospek inflasi," kata dewan ECB dalam pernyataannya setelah keputusan suku bunga.
Keputusan ini menaikkan suku bunga yang dibayarkan ECB pada deposito bank, yang menjadi acuan untuk biaya pinjaman di zona euro, menjadi 3,0 persen dari 2,5 persen.
Bank sentral untuk 20 negara yang menggunakan euro ini telah berjuang untuk menekan inflasi di blok mata uang ini kembali ke target 2 persen dari 8,5 persen pada Februari 2023.
Namun, para investor mulai meragukan tekad ECB untuk menaikkan suku bunga lagi minggu ini karena aksi jual di sektor perbankan tumbuh dan membebani Credit Suisse, bank terbesar di zona euro.
Baca Juga
"Dewan Pemerintah sedang memantau ketegangan pasar saat ini dengan cermat dan siap menanggapi seperlunya untuk menjaga stabilitas harga dan stabilitas keuangan," kata ECB.
ECB menambahkan bahwa ketegangan baru-baru ini menyiratkan ketidakpastian di sekitar penilaian dasar inflasi dan pertumbuhan.
Gejolak pasar keuangan mereda setelah bank sentral Swiss memberikan dana talangan sebesar US$54 miliar kepada Credit Suisse.