Bisnis.com, JAKARTA- Perum Bulog optimistis akan menyerap secara maksimal gabah/beras saat panen raya tahun ini. Saat ini, Bulog pun mengaku sudah menginstruksikan untuk menyerap beras/gabah dengan menggunakan harga fleksibilitas yang dikeluarkan Kepala Badan Pangan Nasional.
Dalam aturan yang diterbitkan pada 11 Maret 2023 itu, harga gabah kering panen (GKP) tingkat petani dipatok Rp5.000 per kg, gabah kering giling (GKG) di penggilingan Rp6.200 per kg, GKG di gudang Perum Bulog Rp6.300 per kg, dan beras di gudang Perum Bulog Rp9.950 per kg.
Sekretaris Perusahaan Bulog Awaluddin Iqbal mengatakan saat ini Bulog sudah menyerap gabah/beras sekitar 28.000 ton. Dia menuturkan, Bulog akan terus menyerap hingga 2,4 juta ton sepanjang tahun ini.
“Kita tergantung produksinya, kalau ada ya kita serap. Kita akan lakukan semaksimal mungkin. Kita punya instrumen, dana, tenaga dan gudang juga sudah tersedia. Selain itu dasar melakukan pembelian pun sudah ada,” ujar Awaluddin kepada Bisnis, Senin (13/3/2023).
Dia menuturkan guna meningkatkan serapan sebelum memasuki musim panen, Bulog secara bertahap sudah menyiapkan diri, salah satunya membangun Modern Rice Milling Plant (MRMP) di 10 lokasi. Melalui MRMP ini Bulog memiliki sejumlah unit mesin yang bisa digunakan untuk mengolah gabah, dari mulai penerimaan, pengeringan.
Selain itu, dia juga mengatakan Bulog secara aktif melakukan jemput bola dalam proses penyerapan.
Baca Juga
“Dengan adanya MRMP ini memungkinkan Bulog untuk bisa menyerap gabah dari petani atau Gapoktan. Jadi peluang Bulog menambah serapannya semakin besar karena tidak hanya mengandalkan pasokan dari penggilingan tetapi juga bisa langsung turun menyerap gabah petani,” ujar Awaluddin.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional membekali Bulog tersebut dengan sejumlah regulasi atau payung hukum yang dapat mendukung peningkatan serapan. Regulasi itu antara lain surat penugasan pengadaan gabah/beras dari dalam negeri melalui penyerapan 2,19 juta ton dengan target pemenuhan 70 persen pada panen raya yang berlangsung dari Maret sampai dengan Mei ini.
Penyerapan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai skema seperti skema Cadangan Beras Pemerintah (CBP), fleksibilitas, atau melalui skema komersial.
Selain itu, dalam waktu dekat juga Bulog akan dibekali regulasi baru terkait Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Dengan HPP terbaru tersebut, diharapkan Bulog akan memiliki harga yang baik untuk menyerap sehingga turut berkontribusi menjaga keseimbangan harga gabah di tingkat petani, pedagang, dan konsumen.
“Perbaikan-perbaikan tersebut kita lakukan secara bertahap. Kalau orang mengamati Bulog, harusnya hari ini sudah banyak yang dilakukan,” ujarnya Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, Sabtu (13/3/2023).
Arief menegaskan, langkah perbaikan ini tidak terlepas dari komitmen untuk meningkatkan serapan gabah/beras Bulog dalam rangka mengisi stok Cadangan Beras Pemerintah (CPP) sehingga target stock on hand CBP pada akhir 2023 sebesar 1,3 juta ton dapat tercapai.
Selain itu, dengan serapan yang tinggi Bulog dapat memperkuat perannya sebagai stabilisator harga baik di tingkat produsen (petani) maupun di konsumen. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang menekankan agar harga beras berada di tingkat yang wajar baik di tingkat produsen, distributor, dan konsumen.
Dengan berbagai langkah perbaikan ini, Arief berharap kepercayaan stakeholder perberasan nasional terhadap Bulog semakin baik. “Bulog siap memperkuat perannya dalam ekosistem perberasan nasional. Ke depannya berbagai penugasan pemerintah terkait hilirisasi siap dijalankan Bulog. Masyarakat tidak perlu ragu menggunakan produk beras Bulog begitu juga penggilingan padi diharapkan dapat terus meningkatkan sinergitasnya dengan Bulog,” ungkapnya.