Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaga Stok Beras, Bulog Ditargetkan Serap 70 Persen dari Panen Raya

Badan Pangan Nasional menekankan peningkatan penyerapan beras/gabah oleh Bulog menjadi prioritas yang terus dikerjakan.
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman
Buruh melakukan bongkar muat karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat, Senin (30/1/2023). Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menargetkan penyerapan beras/gabah oleh Perum Bulog pada musim panen raya kali ini (Februari-Mei) bisa mencapai 70 persen dari target 2,19 juta ton hingga akhir tahun.

Bulog juga telah menyiapkan sejumlah rencana pengadaan yang memungkinkan dilakukan penyerapan dengan berbagai skema, di antaranya skema cadangan beras pemerintah (CBP), fleksibilitas, atau melalui skema komersial.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, salah satu kunci untuk meningkatkan serapan beras Bulog adalah melalui penguatan kerja sama Bulog dengan pelaku usaha penggilingan padi, utamanya penggilingan padi skala kecil dan sedang.

“Dengan menggandeng penggilingan padi kecil dan sedang, selain mendapatkan serapan beras untuk meningkatkan stok cadangan beras pemerintah, Bulog juga turut mendukung keberlangsungan usaha para penggilingan padi tersebut,” ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (10/3/2023).

Arief mengungkapkan, peningkatan serapan beras Bulog menjadi prioritas yang terus dikerjakan. Mengingat hal tersebut merupakan kunci untuk ketersediaan CBP yang disiapkan sebagai instrumen pengendalian harga dan antisipasi kondisi kedaruratan.  

“Bapak Presiden menekankan agar semua pihak bersama-sama menjaga harga beras agar stabil karena beras ini adalah salah satu komoditas yang memberikan andil terhadap inflasi,” jelasnya.

Adapun, upaya peningkatan serapan beras Bulog melalui penggilingan padi merupakan salah satu di antara sejumlah strategi yang disiapkan. Arief menjelaskan, saat ini, Bulog juga telah membangun modern rice milling plant (MRMP) di 13  lokasi untuk menambah potensi penyerapan gabah.

“Tidak hanya beras, dengan fasilitas silo yang terpasang di MRMP di 13 lokasi, Bulog juga kita siapkan untuk bisa menyerap gabah. Optimalisasi sarana MRMP ini diharapkan turut mendongkrak tingkat serapan Bulog di tahun ini,” ungkapnya.

Selain itu, pemerintah juga sedang menghitung harga pembelian pemerintah (HPP) terbaru berdasarkan usulan para stakeholder pangan nasional, serta disesuaikan dengan perkembangan harga keekonomian gabah dan beras. Dengan HPP terbaru tersebut, diharapkan Bulog akan memiliki harga yang baik untuk menyerap sehingga turut berkontribusi menjaga keseimbangan harga gabah di tingkat petani, pedagang, dan konsumen.

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo pada saat mengunjungi lokasi panen raya padi di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023). Pada kesempatan tersebut, Presiden meminta agar harga gabah di tingkat petani, pedagang, dan masyarakat berada di posisi yang wajar sehingga memberikan manfaat yang seimbang.

Sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) melaporkan jika panen raya tahun ini, Februari-April, diperkirakan mencapai sebesar 21,19 juta ton gabah kering giling (GKG) dengan luas panen sekitar 1 juta hektare. Kementan berharap Perum Bulog agar segera menyerap sebanyak-banyaknya hasil panen dalam periode tersebut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pun meminta Bulog melakukan penyerapan sebanyak mungkin dengan menggunakan pembelian wajar. Peran Bulog, kata dia, sangat penting untuk menstabilisasi harga di lapangan.

"Kita berharap Bulog langsung menyerap hasil panen 1 juta hektare ini yang dimulai pada bulan Februari sebanyak 6,28 juta GKG, Maret itu 8,91 dan April 6 juta. Sekali lagi kita berharap ini bisa segera diserap dengan harga yang normal," tuturnya saat mendampingi Presiden Jokowi dalam panen raya nusantara di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper