Bisnis.com, JAKARTA - Kepala investasi JPMorgan Asset Management Bob Michele mengatakan bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve (The Fed) sebesar 50 basis poin dalam pertemuan bulan ini akan membingungkan pasar sekaligus mengguncang ekonomi.
"Kembali ke 50 [bps] akan sangat membingungkan pasar. Saya harap mereka tidak melakukannya. Saya harap mereka bersedia untuk menjalankan serangkaian kenaikan 25 basis poin." kata Bob Michele seperti dilansir Bloomberg, Rabu (8/3/2023).
Sebelumnya, Ketua Dewan Gubernur The Fed Jerome Powell membuka kemungkinan kenaikan 50 basis poin dalam pidatonya di hadapan Senat AS pada Selasa. Ia menyampaikan bahwa bank sentral harus meningkatkan suku bunga ke tingkat yang lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya.
"Jika data pengangguran minggu ini sangat kuat maka ada kemungkinan kenaikan 50 basis poin . Namun, itu adalah rintangan yang cukup tinggi untuk dicapai setelah menurunkan laju kenaikan suku bunga hingga 25 basis poin." jelas Powell.
Hal yang disampaikan Jerome memicu perkiraan ulang terhadap kenaikan suku bunga yang secara singkat menempatkan peluang kenaikan ke 50 basis poin lebih tinggi daripada kenaikan 25 basis poin saat pertemuan Fed berikutnya pada akhir Maret.
Menurut Michele, siklus pengetatan biasanya berakhir dengan resesi setahun setelah kenaikan suku bunga terakhir, berdasarkan data yang dilihatnya mulai 1981.
Baca Juga
Dia memperkirakan bahwa the Fed akan menghentikan kenaikan suku bunga setelah batas atas kisarannya mencapai 5,5 persen, lebih tinggi 75 basis poin dari level saat ini.
"Saya dapat memahami rasa frustrasi untuk The Fed ketika Anda melihat banyak kenaikan lapangan kerja, tingkat pengangguran yang rendah, inflasi yang masih tinggi. The Fed akan menaikkan suku bunga lebih tinggi dari perkiraan kemudian harus berhenti sejenak dan melihat seperti apa dampak kumulatifnya," pungkasnya.