Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramadan 2023, Intip Deretan Janji Kemendag Kendalikan Harga

Kementerian Perdagangan menyebutkan telah melakukan koordinasi dan memastikan kebutuhan masyarakat saat ibadah puasa tidak mengalami kekosongan.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memantau harga-harga bahan pokok di Pasar Ciracas, Jakarta Timur pada Selasa (5/7/2022) / JIBI-BISNIS- Indra Gunawan.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memantau harga-harga bahan pokok di Pasar Ciracas, Jakarta Timur pada Selasa (5/7/2022) / JIBI-BISNIS- Indra Gunawan.

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut telah mempersiapkan ketersediaan bahan pokok jelang ibadah puasa Ramadan yang akan dimulai pada 23 atau 24 Maret 2023 mendatang.

Plt Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Kasan menyampaikan dari sisi pasokan, Kemendag bersama dengan kementerian/lembaga lain sudah memiliki catatan mana saja komoditi mana saja yang bisa dipenuhi dari dalam negeri dan yang harus dicukupi melalui impor. 

“Misalnya seperti beras, minyak goreng, hortikultura seperti bawang merah, cabai atau juga ada yang dicukupkan dari impor misalnya daging, bawang putih, gula, itu semua kita pantau harganya maupun ketersediaannya. Termasuk persiapan kalau itu harus dicukupkan dari impor,” kata Hasan dalam podcast bertajuk ‘Siasat Kendalikan Harga Pangan Menjelang Ramadan’ di kanal Youtube Bisniscom, dikutip Minggu (5/2/2023).

Mengingat keterbatasan produksi di dalam negeri, Indonesia pada akhir tahun lalu sudah membuka opsi impor untuk beberapa komoditas, seperti beras, gula, daging, jagung dan produk perikanan. Lalu, kedelai dan bawang putih. Sementara itu, untuk menjaga stabilitas harga pangan jelang Ramadan, Kasan mengaku sudah mempersiapkan 4 strategi.

Langkah itu diantaranya terus melakukan pemantauan rutin setiap harinya di 465 pasar di 514 kabupaten/kota di Indonesia. Kemendag juga memantau harga di 22 pasar induk guna memastikan pasokan bahan pangan dan juga melakukan antisipasi terjadinya kenaikan permintaan dengan membuat peta daerah surplus dan defisit. 

Selain itu, pemerintah juga memiliki program pengangkutan bahan pangan melalui tol laut, terutama untuk daerah-daerah 3T, yang mana transportasi dan ongkos angkut disubsidi pemerintah.

“Lalu yang tadi sudah saya singgung, memastikan kebutuhan bahan pokok yang masih harus ditambah kebutuhannya dari impor, itu juga kita pastikan timingnya, jumlahnya, itu juga harus kita pastikan,” jelasnya.

Terakhir, memanfaatkan program yang sudah ada di berbagai daerah, yakni sistem resi gudang yang bisa dimanfaatkan untuk bahan pokok.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper