Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RI Berencana Bangun Pabrik Panel Surya Pertama, Butuh Dana Rp4 Triliun

PT Len Industri, PT PLN Indonesia Power, dan PT Agra Surya Energy berencana untuk berinvestasi membangun pabrik panel surya pertama di Indonesia.
Suasana instalasi panel surya dari ketinggian di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya ini sebagai upaya mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan, efektif dan efisien. Bisnis/Himawan L Nugraha
Suasana instalasi panel surya dari ketinggian di Masjid Istiqlal, Jakarta, Kamis (27/8/2020). Penggunaan pembangkit listrik tenaga surya ini sebagai upaya mendukung penggunaan energi yang ramah lingkungan, efektif dan efisien. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Dewan Energi Nasional (DEN) tengah mendorong pembangunan pabrik panel surya pertama di Indonesia lewat kerja sama badan usaha milik negara (BUMN) dengan swasta.

DEN sudah memegang komitmen PT Len Industri (Persero), PT PLN Indonesia Power, dan PT Agra Surya Energy untuk berinvestasi pada pembangunan pabrik panel surya pertama di Indonesia tahun ini. 

“Kita sudah lakukan feasibility study, kita butuh dana Rp4 triliun untuk membangun pabrik untuk modul surya itu,” kata Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto saat ditemui di Jakarta, Kamis (23/2/2023). 

Djoko mengatakan, inisiasi pembentukan pabrik panel surya itu menjadi krusial di tengah impor komponen bahan baku yang terbilang tinggi dari China beberapa waktu terakhir. 

Di sisi lain, kata dia, Indonesia justru melakukan ekspor pasir silika sebagai salah satu bahan dasar pembentuk komponen panel surya yang relatif besar setiap tahunnya ke China. 

Seperti diketahui, Kementerian Perdagangan mencatat ekspor pasir silika ke China sempat menyentuh di angka 1,39 juta ton pada 2021. Saat itu, nilai ekspor ditaksir mencapai di angka US$23,18 juta. 

“Selama ini kita hanya instalasi begitu, perakitan saja, kalau sekarang masih impor kita belum punya pabrik itu, kita akan bangun pabrik itu,” tuturnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku geram lantaran kinerja ekspor aluminium serta panel surya domestik berada di urutan masing masing ke-33 dan 31 dunia. Malahan sebagian besar bahan baku pembentuk dua produk itu dijual ke China. 

Di sisi lain, Jokowi menyayangkan, justru ekspor bijih bauksit domestik berada di posisi ke-3 dunia. Artinya, sebagian besar bahan mentah itu belum terhilirisasi dengan optimal di dalam negeri. 

“Indonesia ini ekspor bahan mentah bauksit nomor 3 di dunia, tetapi ekspor aluminium kita nomor 33, mentahannya nomor 3 kok barang setengah jadi, barang jadinya 33,” kata Jokowi saat membuka Mandiri Investment Forum, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Apalagi, Jokowi menambahkan, potensi nilai tambah yang bisa diambil Indonesia lewat industrialisasi panel surya dapat mencapai 194 kali dari nilai ekspor bahan mentah.

"Kalau ini kita kerjakan panel surya itu nilai tambahnya sampai 194 kali, perkaliannya coba nikel sudah 33 kali, yang ini 194 kali," tuturnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper