Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ada Anggaran Ketahanan Pangan Rp104,2 Triliun, Buat Stabilisasi Harga Beras?

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi dari alokasi anggaran tersebut hingga Januari 2023 telah mencapai Rp900 miliar. 
Menteri Keuangan Sri Mulyani di konferensi pers APBN Kita edisi Februari 2023. Youtube Kementerian Keuangan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani di konferensi pers APBN Kita edisi Februari 2023. Youtube Kementerian Keuangan.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah telah mengamankan anggaran sebesar Rp104,2 triliun dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 untuk ketahanan pangan

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi dari alokasi anggaran tersebut hingga Januari 2023 telah mencapai Rp900 miliar. 

“Di bidang ketahanan pangan sudah terbelanjakan hampir satu triliun yaitu Rp0,9 triliun atau Rp900 miliar,” ujarnya dalam Konferensi Pers APBN Kita, Rabu (22/2/2023). 

Realisasi tersebut tumbuh 18,4 persen bila dibandingkan dengan realisasi pada Januari 2022 yang sebesar Rp720 miliar. 

Adapun, penyaluran anggaran ketahanan pangan pada awal tahun ini terbesar untuk Kementerian PUPR yang utamanya untuk pembangunan bendungan dan irigasi yang mencapai Rp630,8 miliar. 

Selain itu, anggaran ketahanan pangan juga tersalurkan kepada Kementerian Pertanian (Kementan) sebesar Rp125,4 miliar dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) senilai Rp99,4 miliar. 

Meski telah tersalurkan, anggaran yang keluar pada awal tahun di Kementan dan KKP ini utamanya untuk teknis kegiatan kementerian/lembaga. 

Sri Mulyani berharap, anggaran ketahanan pangan pada 2023 yang meningkat sekitar 10 persen dari tahun sebelumnya dapat menangani masalah utamanya soal harga beras. 

“Kami berharap alokasi anggaran untuk ketahanan pangan dapat menangani masalah terutama harga pangan beras yang diharapkan bisa stabil,” katanya. 

Pasalnya, kategori volatile food, termasuk beras, memiliki andil 16,5 persen terhadap inflasi. Sementara inflasi volatile food pada Januari 2023 tercatat sebesar 5,7 persen. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 5,82 persen. 

Dalam kelompok ini, komoditas beras memiliki peran yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi tahunan, yaitu sebesar 0,24 persen. 

Adapun, Pada Januari 2023 terjadi inflasi year-on-year (yoy) sebesar 5,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 113,98.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper