Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN mencatatkan surplus Rp90,8 triliun pada Januari 2023.
Dia mengatakan angka surplus per Januari 2023 itu setara dengan 0,43 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
"Jumlah surplus sebesar Rp9,8 triliun meningkat dari periode yang sama tahun lalu [yoy] yang tercatat sebesar Rp29,6 triliun atau setara dengan 0,15 persen dari PDB," dalam konferensi pers APBN Kita, Rabu (22/2/2023).
Menurutnya, Kondisi defisit APBN pada Januari 2023 terjadi karena pendapatan negara mencapai Rp232,2 triliun dan belanja negara Rp141,4 triliun.
Pendapatan negara pada periode tersebut tercatat tumbuh sebesar 48,1 persen (year-on-year/yoy) dan belanja negara naik 11,2 persen (yoy).
Sri Mulyani menjelaskan bahwa penerimaan pajak masih mengalami pertumbuhan yang sangat baik. Penerimaan pajak pada Januari 2023 tercatat sebesar Rp162,23 triliun, tumbuh 48,6 persen.
“Dari sisi pendapatan negara, kita overshoot, lebih tinggi dari target dan tumbuhnya tinggi juga,” imbuhnya.
Sementara itu, Sri Mulyani menyampaikan bahwa realisasi belanja pemerintah pusat hingga 31 Januari 2023 mencapai Rp83,2 triliun atau 3,7 persen dari pagu anggaran 2023.
Jika dirincikan, belanja kementerian dan lembaga (K/L) tercatat mencapai 28,7 triliun, sementara belanja non-K/L mencapai Rp54,5 triliun.
Sri Mulyani juga menyampaikan, keseimbangan primer pada Januari 2023 tercatat surplus Rp113,9 triliun, meningkat sebesar 127,2 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.