Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: APBN Terakhir Jokowi hingga Janji Manis GOTO

Berita tentang rancangan APBN di tahun terakhir pemerintahan Jokowi bersama sejumlah berita menarik lainnya menjadi pilihan editor BisnisIndonesia.id hari ini.
Ilustrasi top 5. Sumber: Canva
Ilustrasi top 5. Sumber: Canva

Bisnis.com, JAKARTA — Menyambut tahun penghabisan pemerintahan Presiden Jokowi, rancangan APBN pun mulai disiapkan. Angka pertumbuhan 5,7 persen menjadi target yang disasar Pemerintahan Presiden Jokowi.

Berita tentang rancangan APBN di tahun terakhir pemerintahan Jokowi menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Selasa (21/2/2023):

1. Mengintip Rancangan APBN Terakhir Pemerintahan Presiden Jokowi

Tahun 2024 adalah masa terakhir kekuasaan Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Menyambut tahun penghabisan pemerintahan Presiden Jokowi, rancangan APBN pun mulai disiapkan. Angka pertumbuhan 5,7 persen menjadi target yang disasar Pemerintahan Presiden Jokowi.

Sejauh ini, setelah 9 tahun memimpin Indonesia sejak 2014, Presiden Jokowi bersama kabinetnya berhasil mencapai rekor pertumbuhan tertinggi di angka 5,31 persen. Dengan kata lain, jika target 5,7 persen tercapai hal itu akan menjadi rekor baru sekaligus tertinggi selama Presiden Jokowi memimpin Indonesia.

Sebelumnya, saat memasuki periode kedua pemerintahannya, orkestrasi pemerintahan Presiden Jokowi sempat terseok-seok dihantam wabah Covid-19.

BPS mencatat Perekonomian Indonesia pada 2020 terkontraksi 2,07 persen (c-to-c)  dibandingkan tahun 2019. Dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 15,04 persen.


 

2. Optimisme Industri Makanan dan Minuman Sasar Pertumbuhan 2023

Industri makanan dan minuman diproyeksi mulai menuju jalur pemulihan pada 2023 seiring dengan pertumbuhan konsumsi masyarakat usai melewati pandemi Covid-19.

Sebelum pagebluk menyebar di Tanah Air, industri mamin kerap mencatatkan pertumbuhan di kisaran 7 - 9 persen per tahun. Pada 2019 misalnya, sektor ini mengalami pertumbuhan 7,78 persen dengan ekspor senilai US$27,36 miliar.

Setahun berselang, pertumbuhan merosot menjadi 1,58 persen kendati ekspor terus meningkat menjadi US$31,17 miliar. Namun, industri ini tetap menunjukkan resiliensi dengan terus memperbaiki pertumbuhan yakni 2,54 persen dan 4,90 persen pada 2021 dan 2022.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi) Adhi Lukman optimis pertumbuhan industri tersebut akan berada di kisaran 5 - 7 persen ditopang oleh pertumbuhan konsumsi di dalam negeri.


 

3. Ambisi Superbank Bersaing di Segmen UMKM

Peta persaingan bank digital makin ramai dengan transformasi PT Bank Fama International Tbk. dari bank konvensional menjadi bank digital dengan brand baru, Superbank. Bank ini bakal menjadikan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai target pasar utama.

Segmen ini sejatinya juga menjadi segmen yang diincar oleh bank-bank digital lainnya, mengingat selama ini tingkat inklusi pelaku UMKM terhadap layanan perbankan masih rendah. Hingga menjelang akhir 2022, porsi kredit UMKM terhadap total kredit industri perbankan baru mencapai 21 persen.

Keterbatasan data untuk mendukung penentuan skor kredit UMKM menjadi salah satu kendala bagi pemberian kredit segmen ini. Namun, kehadiran teknologi digital memungkinkan dikumpulkannya data alternatif untuk diolah guna menakar kadar risiko penyaluran kredit UMKM. Ini menjadi ceruk empuk bank digital.

Bank Fama kini telah mendeklarasikan diri sebagai bank digital baru yang siap untuk menantang pemain lainnya di segmen UMKM ini. Hari ini, Senin (20/2/2023), perseroan resmi berganti nama menjadi PT Super Bank Indonesia, dengan brand Superbank.


 

4. Seribu Jurus Mendinginkan Backlog Permudah Punya Rumah Pertama

Berbagai upaya dilakukan untuk dapat mengurangi angka backlog hunian yang saat ini berada di level 12,75 juta. Jumlah ini akan terus berubah seiring pertambahan kebutuhan sekitar 800.000 unit setiap tahunnya yang berasal dari pertumbuhan keluarga baru.

Sejak 18 tahun lalu, berbagai cara dilakukan pemerintah untuk menekan angka backlog perumahan mulai dari program Sejuta Rumah, skema pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), dan lain sebagainya.

Tebaru, Kementerian PUPR telah memperbarui aturan mengenai batasan penghasilan MBR untuk bisa membeli rumah subsidi. Beleid tersebut yakni Keputusan Menteri PUPR No. 22/KPTS/M/2023 tentang Besaran Penghasilan Masyarakat Berpenghasilan Rendah dan Batasan Luas Lantai Rumah Umum dan Rumah Swadaya.

Keputusan Menteri ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan ditandatangani oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada 11 Januari 2023. Beleid itu menyebutkan bahwa, batasan besaran penghasilan untuk MBR yang belum menikah adalah maksimal sebesar Rp7 juta per bulan. Pada beleid yang lama, batasan penghasilan MBR yang belum menikah adalah maksimal sebesar Rp6.000.000 per bulan.

 

5. Janji Manis GOTO Sukses Bangkitkan Optimisme Investor

Saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) kembali menjadi saham teraktif pada awal pekan ini, melanjutkan tren yang terjadi sepanjang pekan lalu. Rencana emiten ini untuk segera mengakhiri periode kerugian membangkitkan euforia baru bagi sahamnya.

Hari ini, Senin (20/2/2023), saham GOTO tercatat turun cukup tajam yakni -2,40 persen ke level Rp122. Namun, emiten teknologi gabungan Gojek dan Tokopedia ini menjadi emiten dengan nilai transaksi terbesar di bursa, yakni Rp805,4 miliar. Sepekan belakangan, transaksinya mencapai Rp2,8 triliun.

Saham GOTO berada di puncak sekaligus satu-satunya saham sektor selain bank di daftar lima saham dengan nilai transaksi terbesar sepanjang sepekan terakhir. Sepanjang tahun ini, saham GOTO tercatat sudah bangkit dengan kenaikan mencapai 34,07 persen year-to-date (YtD) menjadi Rp122.

Ramainya transaksi saham GOTO ini tampaknya tidak terlepas dari sejumlah informasi yang disuarakan oleh manajemennya. Perseroan berencana menaikkan biaya komisi, mengakhiri era ‘bakar uang’, meningkatkan efisiensi, dan segera membukukan laba.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper