Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

APBN 2024 Mulai Disusun, Sri Mulyani Ungkap Tantangan Global Jadi Pertimbangan

kondisi global saat ini sangat luar biasa sehingga menimbulkan berbagai kemungkinan dan tantangan yang harus diantisipasi, salah satunya melalui APBN 2024. 
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara Kuliah Umum media Indonesia yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (3/2/2023). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara Kuliah Umum media Indonesia yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (3/2/2023). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan beberapa tantangan global yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024. 

Bendahara Negara tersebut menyampaikan kondisi global saat ini sangat luar biasa sehingga menimbulkan berbagai kemungkinan dan tantangan yang harus diantisipasi, salah satunya melalui APBN 2024. 

“Tantangan yang terjadi pada hari ini seperti satu, terjadinya geopolitik yang meningkat, kedua inflasi dunia yang sangat tinggi yang menyebabkan kenaikan suku bunga global, dan juga munculnya atau dibukanya kembali China sesudah mereka lock down,” ungkapnya dalam Konferensi Pers Rapat Terbatas yang dilansir dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin (20/2/2023). 

Meski dalam tantangan global, momentum perekonomian Indonesia saat ini cukup kuat. Untuk itu pemerintah akan terus menjaga agar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik pada 2022, yaitu tumbuh di level 5,3 persen, tetap masih dapat dijaga untuk 2023 dan 2024. 

Sri Mulyani menyampaikan untuk mendukung hal tersebut, dari sisi permintaan konsumsi rumah tangga harus dijaga untuk tetap tumbuh di atas 5 persen. 

“Maka inflasi di Indonesia harus dikendalikan, confidence dari konsumen dijaga, investasi momentumnya terus diperkuat,” katanya. 

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga pada kuartal IV/2022 mencapai Rp2.641 triliun terhadap PDB atau tumbuh 4,48 persen (year-on-year/yoy).  

Adapun, secara persentase kontribusi pengeluaran konsumsi rumah tangga menurun 1,2 persen pada kuartal IV/2022 menjadi 51,7 persen (yoy) 

Pengeluaran tertinggi mencakup makanan dan minuman selain restoran mencapai 40,32 persen atau setara Rp1.065 triliun. 

Dalam ratas tersebut, Sri Mulyani juga menyampaikan membahas terkait antisipasi kondisi global yaitu dalam bentuk ekspor yang berpotensi mengalami disrupsi karena geopolitk dan harga komoditas yang dalam hal ini ketidakpastiannya meningkat karena terjadinya persaingan politik antara negara-negara besar.

Dengan demikian, pertimbangan-pertimbangan soal kondisi global menjadi acuan penyusunan APBN 2024.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper