Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan pengerjaan smelter konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) bakal rampung pada tahun ini.
Bahlil menyampaikan progres pembangunan smelter atau pabrik pengolahan dan pemurnian di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE, Gresik, Jawa Timur ini telah mencapai 50 persen lebih.
“Smelter untuk tembaga Freeport tahun 2023 itu akan selesai konstruksi. Sekarang progres sudah mencapai 50 persen lebih," ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Dia menyatakan smelter itu merupakan salah satu yang terbesar di dunia, dengan investasi senilai sekitar US$3 miliar dan kapasitas penampung konsentrat mencapai 1,7 juta dry metric ton (dmt).
“Itu di luar eksisting, sekarang 800.000 lalu dinaikkan volumenya menjadi 1,3 [dmt]. Jadi, menyangkut hal ini tidak ada masalah,” tuturnya.
Sebelumnya, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas telah menyampaikan bahwa operasi komersial atau commercial operation date (COD) dari smelter ekspansi itu dapat efektif pada Mei 2024.
Menurut Tony, butuh waktu sekitar 5 bulan setelah penyelesaian konstruksi fisik smelter untuk dapat beroperasi secara komersial.
“Ini pabrik atau peleburan smelter tembaga single line terbesar di dunia, commissioning enggak hanya bisa 1 bulan,” tuturnya saat berkunjung ke Wisma Bisnis Indonesia awal Februari lalu.
Lewat pengerjaan smelter tersebut, Tony Wenas menyatakan bahwa PTFI bakal siap berpartisipasi dalam upaya mendorong hilirisasi tembaga sesuai dengan arahan pemerintah.
Presiden Joko Widodo diketahui akan menghentikan ekspor konsentrat tembaga pada tahun ini. Keputusan ini seiring perkembangan pembangunan smelter milik PTFI dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) yang sudah lebih dari 50 persen awal tahun ini.