Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani Bicara Soal Reformasi Fiskal hingga Iklim di JICA

Sri Mulyani menyampaikan capaian Indonesia dalam menghadapi pandemi melalui reformasi kebijakan fiskal hingga isu perubahan iklim.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara Kuliah Umum media Indonesia yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (3/2/2023). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara Kuliah Umum media Indonesia yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat (3/2/2023). ANTARA/Agatha Olivia Victoria.

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan capaian Indonesia dalam menghadapi pandemi melalui reformasi kebijakan fiskal hingga isu perubahan iklim di International Monetary Fund - Japan International Cooperation Agency Conference (IMF-JICA). 

Di depan para menteri dan gubernur bank sentral Asia dan Pasifik, Bendahara Negara tersebut mengungkapkan langkah yang pemerintah Indonesia tempuh dala menghadapi pandemi Covid-19. 

“Kemenkeu mendesain berbagai reformasi kebijakan fiskal untuk menyeimbangkan keberlanjutan fiskal dan melaksanakan fungsi jangka pendek -alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Dua di antaranya yang sangat penting, yaitu UU HPP dan UU HKPD,” ungkapnya seperti dikutip dalam @smindrawati, Rabu (15/2/2023). 

Selain Undang-Undang (UU) Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) dan UU Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD), pemerintah Indonesia juga menerapkan dua omnibus law, yaitu UU Cipta Kerja dan UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK). 

Penerapan tersebut sebagai wujud sebuah langkah untuk memastikan sektor keuangan domestik yang terus tumbuh inklusif, dalam, dan stabil. 

Bukan hanya itu, dalam forum tersebut Sri Mulyani juga membahas isu vital perubahan iklim dan kontribusi nyata yang telah Indonesia lakukan, yaitu dengan memperbarui Nationally Determined Contribution. 

Nilai NDC meningkat, semula 29 persen menjadi 31,89 persen melalui usaha sendiri, dan dari 41 persen menjadi 43 persen dengan dukungan internasional. 

“Ini adalah wujud optimisme dan komitmen Indonesia sekaligus mendorong transisi energi yang adil dan terjangkau. Indonesia merupakan Co-chair pada Coalition of Finance Minister for Climate Action yang beranggotakan 80 negara. Tujuan kami adalah mengarusutamakan kelestarian iklim dalam kebijakan tanpa memperlambat pertumbuhan ekonomi,” jelasnya. 

Sebagai penutup, Sri Mulyani memastikan Indonesia akan akselerasi reformasi struktural terus berjalan agar perekonomian tumbuh semakin tinggi, semakin inklusif, dan semakin terjaga keberlanjutannya. 

Sebelum menghadiri IMF-JICA, Sri Mulyani mengunjungi Menteri Keuangan Jepang Shun'ichi Suzuki dalam rangkaian kunjungan kerja ke Jepang, Senin (13/2/2023).

Sri Mulyani menyampaikan apresiasi kepada Jepang yang terus mendukung komitmen Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim termasuk skema Energy Transition Mechanism (ETM) dalam rangka mempercepat transisi energi bersih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper