Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Perdagangan Indonesia Januari 2023 Diproyeksi Susut Dibanding Desember 2022

Surplus perdagangan dipengaruhi oleh penurunan ekspor secara bulanan yang lebih dalam dibandingkan dengan penurunan bulanan impor.
Ilustrasi ekspor. /Freepik
Ilustrasi ekspor. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Surplus neraca perdagangan Indonesia diperkirakan susut pada Januari 2023 dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2022 mencapai US$27 miliar, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencatatkan surplus US$3,89 miliar. 

“Penurunan surplus perdagangan dipengaruhi oleh penurunan ekspor secara bulanan yang lebih dalam dibandingkan dengan penurunan bulanan impor,” katanya kepada Bisnis, Selasa (14/2/2023).

Josua memperkirakan ekspor pada Januari 2023 akan tumbuh 20,13 persen secara tahunan, di mana volume ekspor pada Januari, terutama batubara cenderung lebih rendah dibandingkan dengan periode Desember.

Di samping itu, perkembangan ekspor pada Januari 2023 juga dipengaruhi oleh harga komoditas yang melemah, misalnya batubara yang tercatat turun sekitar 9 persen secara bulanan.

Komoditas lainnya, seperti CPO juga mencatatkan volume ekspor yang cenderung lebih rendah pada awal tahun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Di sisi lain, Josua memperkirakan impor pada Januari 2023 akan tumbuh 8,54 persen secara tahunan, yang dipengaruhi oleh aktivitas manufaktur Indonesia yang cenderung masih dalam fase yang ekspansif sehingga berpotensi mendorong masih tingginya impor bahan baku. 

“Selain itu, terkait dengan upaya stabilisasi harga pangan, pemerintah juga sudah membuka keran impor terutama produk pertanian terutama beras sehingga juga mendorong impor di awal tahun ini,” jelas Josua.

Senada, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz memperkirakan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2023 sebesar US$3,2 miliar.

Secara tahunan, Faiz memperkirakan ekspor Indonesia masih akan tumbuh sebesar 12 persen secara tahunan, sementara impor tumbuh 0,3 persen secara tahunan.

“Secara bulanan, ekspor diperkirakan turun lebih dalam sebesar 9,8 persen, dibandingkan impor yang turun sebesar 8,0 persen,” kata dia.

Dia mengatakan, penurunan ekspor tersebut terutama dipengaruhi oleh harga komoditas yang terkoreksi, sementara impor pada periode yang sama dipengaruhi oleh faktor musiman, yang mana secara historis mengalami penurunan pada awal tahun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper