Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lobi Pebisnis AS, Kadin: Nilai Dagang RI Bisa Tembus US$120 Miliar

Kadin optimistis nilai perdagangan RI bisa mencapai US$120 miliar usai melakukan lobi dengan pengusaha AS.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terpilih periode 2024-2029 Anindya Novyan Bakrie. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia terpilih periode 2024-2029 Anindya Novyan Bakrie. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, JAKARTA — Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) membidik nilai perdagangan Indonesia—Amerika Serikat (AS) bisa mencapai US$80 miliar, bahkan bisa tembus US$120 miliar seperti China.

Ketua Umum Kadin 2024–2029 Anindya Bakrie mengatakan neraca perdagangan Indonesia bisa mencapai dua kali lipat dari nilai impor-ekspor ke AS. Hal itu disampaikan Anin saat melakukan lawatan ke pengusaha AS pada 30 April—7 Mei 2025.

Dia merincikan ekspor barang Indonesia ke AS diperkirakan mencapai US$25 miliar dengan nilai impor senilai US$13 miliar, sehingga total nilai perdagangan AS—Indonesia mencapai US$38 miliar atau dibulatkan menjadi US$40 miliar.

“Prediksi kami di Kadin, antara ekspor dan impor [AS-Indonesia] itu sekitar US$40 miliar, dalam 2–3 tahun kalau kita pandai itu bisa menjadi US$80 miliar. Dalam 4 tahun bisa menjadi US$120 miliar, kalau kita menyiasatinya dengan benar. Kalau US$120 miliar itu sudah mulai sama dengan perdagangan dengan China,” kata Anin dalam konferensi pers Hasil Lawatan Ketua Umum Kadin Indonesia ke AS di Jakarta, Jumat (9/5/2025).

Untuk diketahui, pemerintah Indonesia berencana mengimpor sejumlah barang asal AS mulai dari minyak dan gas, kedelai gandum, kapas, hingga pesawat senilai US$18 miliar untuk menurunkan defisit perdagangan Indonesia ke AS.

Menurut Anin, peluang nilai perdagangan AS dengan Indonesia bisa mencapai US$40 miliar bahkan bisa mencapai US$120 miliar ini lantaran Negara Paman Sam itu tidak menerima barang dari beberapa negara, terutama dari China.

“Kalau misalnya dari US$40 miliar kita benar balance transaksi US$18 miliar, berarti [total] US$58 miliar atau [dibulatkan menjadi] US$60 miliar, sisanya [potensi nilai perdagangan AS-Indonesia] US$20 miliar itu akan datang dari kedua belah pihak saling ekspor-impor, kita akan ekspor lebih banyak ke AS,” bebernya.

Dalam hal ini, Anin menyebut Indonesia akan mengekspor alas kaki, garmen, elektronik, hingga karet secara bertahap yang berpotensi mencapai US$10 miliar. Ini artinya, total nilai perdagangan akan bertambah menjadi US$70 miliar.

“Sebaliknya dari mereka [AS ke Indonesia] pasti akan kirim kedelai, gandum, susu, daging, dan kapas. Itu bisa jadi dua kali lipat, dari US$40 miliar ke US$80 miliar,” ujarnya.

Terlebih, Anin mengungkap pengusaha AS ingin agar komoditas yang diekspor berhubungan dengan protein, seperti susu, kedelai, hingga daging. Yang mana, sejumlah komoditas tersebut juga dibutuhkan Indonesia untuk mendukung program makan bergizi gratis (MBG).

“Kebetulan yang dianggap penting buat mereka itu berhubungan dengan protein semua, kedelai, susu, dan daging, di mana dibutuhkan juga [di Indonesia] untuk kemungkinan MBG [makan bergizi gratis], tetapi tentu perlu dicatat harga mesti kompetitif,” ujarnya.

Selain itu, dalam lawatannya ke AS, Anin menuturkan pihaknya bertemu Cotton Council AS membahas rencana ekspor kapas AS ke Indonesia.

“Kami mengatakan, kalau kita mau ekspor nggak ada masalah, karena kalau kapas sudah dijadikan tekstil dikirim ke AS tolong minta tarifnya 0% atau mendekati 0%, wajar dong, fair,” imbuhnya.

Lebih lanjut, dia menyatakan Kadin juga melakukan penandatangan perihal susu. Hal ini mengingat Indonesia mengimpor susu sebanyak 70% dari Australia dan Selandia Baru.

“Kalau misalnya dari AS kompetitif harganya ‘ayo’, karena bagus untuk mereka dan kami juga butuh, itu kami tanda tangan dengan US Dairy Export Council dan The National Milk Producer Federation,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rika Anggraeni
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper