Bisnis.com, JAKARTA - PT Lippo Cikarang Tbk. (LPCK) mengakui total penjualan Meikarta mencapai 18.000 unit, bukan 100.000 unit. Adanya kesalahan angka penjualan tersebut diklaim merupakan kekeliruan dari agen-agen penjual unit Meikarta.
Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk. Ketut Budi Wijaya mengatakan membeludaknya agen-agen properti yang dikawal konsorsium proyek Meikarta itu memicu adanya data ganda. Mereka berlomba-lomba demi mendapatkan komisi.
"Waktu pertama kali proyek ini diluncurkan, banyak sekali agen properti yang direkrut oleh konsorsium. Angka mereka tentu menggelembung, dan tujuannya untuk mendapatkan komisi ternyata," kata Ketut dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi VI, Senin (13/2/2023).
Sebagai informasi, konsorsium yang dimaksud yaitu gabungan antara Lippo Group dengan 10 perusahaan asing asal China, Hong Kong dan Singapura. Konsorsium tersebut awalnya dipimpin oleh perusahaan asal China.
Namun, setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) bernomor 328/Pdt.Sus-PKPU/2020/PN Niaga Jkt.Pst atau putusan homologasi disahkan, semua perusahaan asing tersebut mundur.
Dia menuturkan, pihaknya melakukan audit kembali terkait angka penjualan dan hasil dari audit tersebut mengungkap kebenaran bahwa baru 18.000 unit yang telah terjual.
Baca Juga
Dari angka tersebut, CEO PT Mahkota Sentosa Utama (MSU), Indra Azwar, mengklaim telah melakukan serah terima sebanyak 4.200 unit per akhir tahun 2022.
"Sampai dengan tahun 2022 sudah 4.200 unit diserahterimakan atau sekitar 30 persen. Target 2023 sejumlah 2.200 atau 14 persen dari total unit," kata Indra dalam kesempatan yang sama.
Selanjutnya, pada 2024, dia menyebut PT MSU akan menyerakan 3.400 unit atau 21 persen, pada 2025 sebanyak 3.000 unit atau 18 persen, sehingga 2025 total yang diserahkan 83 persen secara keseluruhan. Kemudian, pada 2026 akan diserahkan 3.100 unit atau 10 persen. Selanjutnya pada 2027 sekitar 1.997 unit atau 7 persen.
Meski konsorsium asing bubar dan menyisakan Lippo Group sebagai pengelola, pihaknya masih optimistis dapat menyelesaikan proyek tersebut. Dalam hal ini, LPCK telah menyuntikkan dana sebesar Rp4,5 triliun untuk keberlanjutan usaha.
"Kami yakin bahwa kami bisa menyerahkan 18.000 unit sampai akhir 2027. Bahkan kami ingin ini selesai lebih awal lagi," tandasnya.