Bisnis.com, JAKARTA - PT Lippo Cikarang Tbk. blak-blakan curhat soal megaproyek Meikarta yang mulanya merupakan konsorsium dari Lippo Company dengan 10 perusahaan asing asal China, Hong Kong dan Singapura.
Presiden Direktur Lippo Cikarang (LPCK), Ketut Budi Wijaya, mengatakan konsorsium tersebut awalnya dipimpin oleh perusahaan asal China. Namun, setelah Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) disahkan, semua perusahaan asing tersebut mundur.
"Mereka datang dari broker, kemudian menawarkan untuk membangun suatu kota dengan cepat. Perkembangan LPCK saat itu, kami membutuhkan bantuan untuk mengembangkan. Saya kurang [tahu] untuk nama-namanya [konsorsium], mungkin sekitar 10 perusahaan semua menghilang," kata Ketut dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU), Senin (13/2/2023).
Ketut menegaskan bahwa pihaknya tidak membiarkan proyek tersebut terbengkalai. Di tengah kondisi tersebut, dia mengklaim Lippo Cikarang tetap melanjutkan pengerjaan proyek tersebut dengan menyuntikkan dana sebesar Rp4,5 triliun.
Adapun, anak usaha LPCK, PT Mahota Sentosa Utama (MSU) selaku pengembang Meikarta mengaku telah melakukan serah terima unit apartemen sebanyak 4.800 unit atau 30 persen dari total unit hingga akhir 2022.
"Ini komitmen full dari pemegang saham Lippo Cikarang, karena yang konsorsium terus terang sudah menghilang, jadi kami tidak bisa mengharapkan lagi untuk menreka mngerjakan proyek ini. Sejak PKPU, dari LPCK kami telah membantu inject dana Rp4,5 triliun," ujarnya.
Sebagai informasi, Ketut datang bersama CEO PT MSU Indra Azwar. Mewakili perusahaan, keduanya berkomitmen melanjutkan proyek, termasuk memastikan semua konsumen apartemen Meikarta akan menerima unitnya sesuai dengan putusan homologasi PKPU yang mengatakan akan melakukan serah terima secara bertahap hingga tahun 2027.
Terkait dengan permintaan refund atau pengembalian dana, Lippo Cikarang akan membuka peluang dengan skema second remarket sesuai dengan urgensi. Untuk itu, Ketut menjelaskan bahwa komplain terkait proyek dapat dikonsultasikan kepada CEO PT MSU yakni Indra Azwar.
"Kami tunjuk bapak Indra Azwar untuk menjadi CEO agar penanganannya lebih serius dan lebih memberikan hasil nyata, jadi bagi mereka yang komplain bisa mendapatkan solusi yang tepat," ujar Ketut.
Lebih lanjut, CEO PT MSU Indra Azwar, mengatakan pihaknya sebagai penanggung jawab proyek Meikarta berkomitmen akan menyerahkan seluruh unit apartemen Meikarta.
Adapun, perincian rencana serah unit adalah pada 2023 akan diserahkan 2.200 unit atau 14 persen. Pada 2024, pengembang akan menyerakan 3.400 unit atau 21 persen. Kemudian, pada 2025 akan diserahkan sebanyak 3.000 unit atau 18 persen.
"Sehingga 2025 PT MSU akan menyerahkan 83 persen seluruhnya, tahun 2026 kami serahkan 3.100 unit atau 10 persen, sisanya tahun 2027 sekitar 1.997 unit atau 7 persen," ungkapnya.