Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan arah kebijakan investasi Indonesia akan tetap fokus pada hilirisasi ysng merambah hingga 21 komoditas dengan total nilai investasi mencapai US$545,5 miliar hingga 2040.
Dengan estimasi rupiah Rp15.000 per dolar AS, maka total nilai investasi yang dikejar terkait penghiliran komoditas senilai US$545,5 miliar setara dengan Rp8.182 triliun.
“Peta jalan investasi untuk di sektor hilirisasi. Jadi mineral, batu bara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, total investasi ke depan 21 sektor. Hilirisasi pohon ekonominya semua lengkap,” katanya saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin (6/2/2023), mengutip Antara.
Kementerian Investasi/BKPM telah mengelompokkan kebutuhan investasi hingga 2040 yang terdiri dari 8 sektor prioritas yakni mineral, batubara, minyak, gas bumi, perkebunan, kelautan, perikanan dan kehutanan.
Secara rinci, 8 sektor tersebut terdiri dari 21 komoditas, yakni batubara, nikel, timah, tembaga, bauksit, besi baja, emas perah, aspal buton, minyak bumi, dan gas bumi.
Kemudian untuk sektor perkebunan dan kehutanan terdiri dari kelapa, karet, bio fuel, kayu log, dan getah pinus. Lalu sektor kelautan dan perikanan, udang, perikanan, rajungan, rumput laut dan garam.
Baca Juga
“Kalau ini mampu kita lakukan dengan baik, kita fokus di sini, maka ini adalah salah satu jalan Indonesia menuju dari negara berkembang ke negara maju dan meningkatkan pendapatan perkapita kita dari US$4.500 jadi US$9.000-US$10.000,” ucap Bahlil.
Untuk prioritas pada 2023, Indonesia akan kembali melarang ekspor barang mentah, yakni bauksit dan kemudian menyusul tembaga serta timah.
Saat ini, pembangunan smelter tembaga oleh PT Freeport Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur telah mencapai 50 persen. Sehingga pada awal tahun 2024, tidak ada lagi komoditas tembaga yang diekspor secara mentah.
Lebih lanjut Bahlil menyampaikan bahwa tren realisasi investasi meningkat sejak 2019-2022, meskipun lebih banyak investor yang memilih sektor hilirisasi dibandingkan padat karya. Tercatat realisasi investasi tahun 2022 sebesar Rp1.207 triliun atau meningkat 34 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah Rp901 triliun dan tahun 2020 sejumlah Rp826 triliun.
Realisasi investasi 2022 yang melebihi target tersebut, sebanyak 54,2 persennya berasal dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan sisanya 45,8 persen dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
“Lapangan (kerja) yang kita ciptakan dengan angka Rp1.200 triliun kurang lebih 1,3 juta tenaga kerja langsung tapi Alhamdulillah kita bisa menyelesaikan dengan 1305.001 orang,” jelas Bahil.
Adapun untuk negara top investor masih didominasi Singapura dengan nilai investasi US$13.261 juta, disusul China dengan US$8.226 juta dan Hongkong senilai US$5.514 juta.