Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bahlil Tegaskan RI Belum Buka Keran Impor LNG, Ini Alasannya

Pemerintah Indonesia belum membuka keran impor LNG untuk memenuhi kebutuhan gas dalam negeri. Berikut penjelasan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Istana Kepresidenan, Jakarta untuk menghadiri rapat terbatas bersama dengan Presiden Prabowo Subianto pada Selasa (4/2/2025)/Bisnis-Dany Saputra.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia di Istana Kepresidenan, Jakarta untuk menghadiri rapat terbatas bersama dengan Presiden Prabowo Subianto pada Selasa (4/2/2025)/Bisnis-Dany Saputra.

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan pemerintah akan mengoptimalkan produksi gas dan Liquefied Natural Gas (LNG) nasional, ketimbang melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan gas domestik. 

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengatakan alih-alih impor LNG, pemerintah memutuskan untuk menahan sebagian volume ekspor LNG dan dialihkan untuk pemanfaatan gas dalam negeri. 

"Memang, kemarin banyak hal yang menjadi diskusi, kenapa kita menahan sebagian ekspor karena kami menahan neraca komoditas kita, perintah Presiden adalah memanfaatkan semaksimal mungkin selurh produk dalam negeri untuk kebutuhan dalam negeri kalau lebih baru kita ekspor," kata Bahlil di Jakarta, Senin (11/8/2025).

Meski mengalihkan alokasi volume ekspor LNG untuk permintaan domestik, Indonesia tetap harus menghargai kontrak yang telah terjalin antara Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dengan importir global. 

"Tapi kita harus hargai kontrak KKKS, kontrak-kontrak yang sudah dilakukan sebelum proses produksi berjalan kita hargai karena kalau tidak itu juga akan tidak menguntungkan persepsi global terhadap negara kita," jelasnya. 

Namun, Bahlil menegaskan bahwa hingga saat ini pihaknya belum memberikan izin untuk impor gas karena pasokan dalam negeri dinilai masih berkecukupan. 

"Sampai sekarang kita gas rem, sampai hari ini belum pernah kita impor gas, jadi kita masih mampu mengelola antara komitmen kita dengan luar ngeri dengan kebutuhan dalam negeri," pungkasnya. 

Dalam hal ini, dia merinci pemanfaatan gas bumi yang diproduksi lokal untuk konsumsi dalam negeri mencapai 69% atau 3.877 bbtud. Adapun, sebanyak 38% atau 2.110 bbtud untuk hilirisasi dan domestik lainnya 31% untuk 1.767 bbtud, sedangkan untuk ekspor 31% atau sebesar 1.721 bbtud. 

"Kalau di breakdown seperti hilirisasi 38% untuk pupuk, kaca, dan lainnya, hilirisasi ini kan melahirkan 3 ada nilai tambahnya dalam negeri, menghembat devisa kita, neraca perdagangan kita jaga, kemudian PPN, PPh PPh pasa 21 kemudian bisa menjaga pertumbuhan ekonomi di daerah ketika pabrik itu dibangun," tuturnya. 

Diberitakan sebelumnya, pakar ekonomi energi dan pertambangan menyoroti kondisi keseimbangan pasokan gas nasional yang dinilai membutuhkan tambahan volume untuk memenuhi permintaan gas domestik. Salah satu solusi yang ditawarkan yakni impor Liquefied Natural Gas (LNG) dari Amerika Serikat.

Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan, saat ini konsumsi sebagian besar pengguna gas yang berada di wilayah Indonesia bagian barat meningkat, sementara produksi gas di wilayah tersebut menurun.  

Dalam catatannya, defisit pasokan gas pada wilayah Indonesia bagian barat diproyeksikan meningkat dari sekitar 189 MMSCFD pada 2025 menjadi sekitar 803 MMSCFD pada 2035. 

“Surplus produksi gas di wilayah Indonesia bagian timur belum sepenuhnya dapat dimanfaatkan untuk menutup defisit di wilayah barat karena terkendala infrastruktur distribusi yang belum cukup tersedia,” kata Komaidi dalam keterangan tertulis. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro