Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendag Angkat Bicara soal Fenomena Gerai Hypermarket Berguguran

Kemendag menyebut fenomena tutupnya sejumlah gerai ritel modern berukuran besar atau hypermarket disebabkan oleh empat hal. Apa saja?
Tempat kasir yang nampak kosong di gerai Transmart Blok M Square, Jakarta, Senin (30/1/2023) - BISNIS/NI Luh Angela.
Tempat kasir yang nampak kosong di gerai Transmart Blok M Square, Jakarta, Senin (30/1/2023) - BISNIS/NI Luh Angela.

Bisnis.comJAKARTA - Ditutupnya sejumlah ritel modern berukuran besar (hypermarket) salah satunya Transmart, turut menjadi sorotan Kementerian Perdagangan (Kemendag).

Jika melihat secara umum, Plt Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Kasan Muhri, mengatakan, kinerja ritel sepanjang 2022 menunjukkan tren positif, seiring adanya pelonggaran PPKM dan menurunnya kasus positif Covid-19 di Tanah Air.

Hal tersebut tercermin dari data pertumbuhan Indeks Penjualan Riil (IPR) secara tahunan yang terus berada di level positif dan data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang terus berada di level optimis sepanjang 2022.

“Ritel modern berukuran kecil tetap tumbuh dan berkembang, namun untuk ritel modern yang berukuran besar mengalami penurunan,” kata Kasan kepada Bisnis, Selasa (7/2/2023).

Kemendag menduga, fenomena tutupnya sejumlah gerai ritel modern berukuran besar atau hypermarket disebabkan oleh empat hal.

Pertama, adanya perubahan pada pola konsumsi masyarakat yaitu terjadi pergeseran pola konsumsi dari offline ke online yang dipicu oleh pandemi Covid-19, dan pola konsumsi masyarakat saat ini yang lebih suka berbelanja kebutuhan sehari-hari di minimarket lantaran lokasinya yang dekat pemukiman.

Kedua, gerai yang ditutup permanen merupakan gerai yang terus mengalami kerugian sehingga diperlukan efisiensi salah satunya dengan mengurangi beban operasional.

Ketiga, lokasi gerai. Kasan menilai, lokasi gerai tersebut saat ini mungkin mulai ditinggalkan konsumen, sehingga terpaksa menutup permanen gerainya. Adapun, alasan yang terakhir adalah persaingan bisnis ritel yang semakin ketat di Indonesia.

Pada 2023, pemerintah optimistis kinerja ritel modern masih memiliki peluang untuk terus tumbuh. Ini dipengaruhi oleh sentimen berakhirnya pandemi Covid-19, stabilnya ekonomi dalam negeri dan dimulainya tahun politik yang diyakini mampu mendongkrak belanja produk ritel.

Kendati demikian, Kasan berharap para peritel mampu terus beradaptasi, baik dengan pola konsumsi masyarakat, memindahkan gerai ke lokasi yang lebih menguntungkan, maupun menyediakan layanan e-commerce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper