Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah dan regulator India akhirnya turun tangan guna meredakan kepanikan investor atas gejolak terkait dugaan skandal yang menjerat konglomerat Gautam Adani yang menyebabkan harga saham-saham Adani Group anjlok.
Langkah ini diambil menyusul kekhawatiran bahwa dugaan skandal Adani Group dapat merembet ke dalam perekonomian India dan memengaruhi sentimen investor global terhadap negara tersebut.
Dilansir dari Bloomberg pada Senin (6/2/2023), meskipun Perdana Menteri India Narendra Modi belum berkomentar secara terbuka mengenai kasus ini, para pejabat pemerintahannya mengatakan bahwa para regulator India akan bersikap independen dan kompeten untuk menangani dampaknya.
Otoritas bursa saham India mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memastikan integritas pasar. Sementara itu, bank sentral India memastikan bahwa bank-bank berada dalam batas-batas eksposur mereka terhadap Adani Group.
Kapitalisasi saham emitem Adani Group merosot hampir 50 persen sejak dirilisnya laporan dari Hindenburg Research yang berbasis di Amerika Serikat pada tanggal 24 Januari. Laporan tersebut menuduh Adani Group melakukan manipulasi saham dan penipuan akuntansi.
Adani telah berulang kali membantah tuduhan Hindenburg dan mengancam akan mengambil tindakan hukum.
Baca Juga
Kekisruhan ini telah menjadi isu nasional. Para anggota parlemen meminta jawaban Adani karena kepentingan perusahaan seringkali terkait dengan rencana pertumbuhan India. Partai oposisi utama meningkatkan tekanan pada PM Modi atas sikap diamnya dan merencanakan protes nasional pada hari Senin untuk menyoroti risiko bagi investor ritel.
Sebagian besar obligasi dolar AS Adani Group naik pada hari Senin. Obligasi Adani Green Energy Ltd. senilai 750 juta dolar AS memimpin kenaikan sebesar 1,2 sen terhadap dolar AS menjadi 72,4 sen pada pukul 10:02 waktu Hong Kong.
Para bankir dan industrialis juga berbagi pandangan mereka mengenai dampak kandal Adani Group terhadap India.
CEO Kotak Mahindra Bank Uday Kotak mengatakan bahwa polemik yang terjadi kecil kemungkinan memberikan risiko sistemik pada sistem keuangan India, perusahaan-perusahaan besar di negara ini bergantung pada sumber-sumber global untuk pembiayaan utang dan ekuitas, dan penjaminan emisi lokal serta pengembangan kapasitas perlu ditingkatkan.
“Hal ini menciptakan tantangan dan kerentanan. Saatnya untuk lebih memperkuat penjaminan emisi dan pengembangan kapasitas India,” ungkap Kotak di akun Twitter-nya, @udaykotak, dikutip Senin (6/2/2023).
Sementara itu, Miliarder pengusaha Anand Mahindra mengatakan jangan pernah bertaruh melawan India di tengah-tengah pertanyaan apakah tantangan-tantangan saat ini di sektor bisnis akan menggagalkan ambisi negara ini untuk menjadi kekuatan ekonomi global.