Bisnis.com, JAKARTA - Asosasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) membeberkan tipe karakter gerai ritel yang bakal terus bertahan dan tumbuh ke depannya. Hal tersebut menanggapi terkait fenomena sejumlah ritel modern yang menutup banyak gerainya, terbaru ritel modern milik konglomerat Chairul Tanjung, Transmart.
Ketua Umum Aprindo Roy Nicholas Mandey mengatakan bahwa ritel modern yang bakal terus tumbuh, yaitu ritel yang senantiasa meningkatkan layanannya, terus melakukan pembaruan perencanaan bisnis, dan mengikuti perkembangan zaman atau kebiasaan konsumen. Jika tak melakukan hal tersebut, menurutnya, apapun jenis ritelnya, baik minimarket maupun hypermarket, akan ditinggalkan konsumen.
“Makanya perlu pembaruan rencana bisnis misalnya, kemudian perlu mengikuti behavior costumer. Artinya, konsumen itu lebih ingin berbelanja one-to-one, me-to-service, pelayanannya ekslusif misalnya,” ujar Roy kepada Bisnis, Jumat (3/2/2023).
Roy melanjutkan, apabila ritel modern selalu mengikuti perkembangan zaman, tentu akan lebih ramai dikunjungi pelanggan.
“Daya tarik itu kan ada di mana-mana, lebih ramai ketika ada makanan dan minuman. Baru setelah itu mereka belanja. Seperti itu sangat dinamis, jadi meningkatkan bisnis level sesuai zamannya,” ucapnya.
Lebih lanjut, Roy menuturkan, ritel modern harus terus-menerus meningkatkan level pelayanannya, menjaga, ketersediaan barang, dan kestabilan harga.
Baca Juga
“Masyarakat ingin belanja cepat, praktis, hemat. Tipe kompak ritel masih sangat relevan, apapun jenis ritelnya. Artinya, bukan bicara sizing lagi, tapi bagaimana ritel yang mengikuti zaman, ketersediaan bahan pokoknya, price-nya teruji. Itulah yang sering dikunjungi,” ungkap Roy.
Meski terdapat beberapa gerai ritel yang berguguran, Roy tetap optimistis ritel modern ke depan akan tetap tumbuh positif. Sebab, menurut survei Bank Indonesia, baik indeks penjualan riil maupun indeks ekspektasi konsumen, berada di level moderat.
“Jadinya tidak ada di bawah standar, rata-rata di atas angka 100, 124 indeks kepercayaan konsumen, kalau di indeks penjualan riil di atas 200 bahkan,” katanya.
Selain itu, Roy mengatakan, beberapa waktu terakhir juga inflasi Indonesia cukup terjaga, yaitu 5,27 persen pada Januari, turun dibanding Desember 2022 yang sebesar 5,44 persen.
“Artinya terkendali. berarti konsumen tetap terjaga. Ini relevan dengan kepercayaan konsumen dalam spending money. Ini menjawab sektor ritel pasti terjaga, optimistis,” tuturnya.