Bisnis.com, JAKARTA - Gautam Adani tak lagi menjadi orang terkaya di Asia setelah kapitalisasi pasar saham emiten di Adani Group terus mengalami penurunan hingga US$84 miliar atau US$74 miliar atau senilai Rp1.257 triliun menyusul laporan Hindenburg Research mengenai skandal akuntansi di perusahaannya.
Berdasarkan Forbes Realtime Billionaires pada Rabu (1/2/2023), Adani tergelincir ke posisi 15 orang terkaya di dunia dengan estimasi kekayaan bersih US$76,8 miliar, di bawah chairman Reliance Industries Ltd. Mukesh Ambani yang berada di urutan ke-9 dengan kekayaan bersih US$83,6 miliar.
Sebelum adanya laporan dari Hindenburg Research Gautam sempat menduduki posisi ketiga tepat dibawah CEO Twitter, Tesla dan SpaceX Elon Musk.
Kekayaan Adani anjlok setelah Hindenburg Research menuduh Adani Group menggunakan suaka pajak luar negeri yang tidak semestinya dan manipulasi harga saham. Hindenburg juga menunjukkan kekhawatiran mengenai hutang yang tinggi dan valuasi tujuh perusahaan di Bawah Adani Group yang terdaftar.
Laporan tersebut telah meningkatkan pengawasan terhadap konglomerat asal India itu dan meninjau tuduhan-tuduhan tersebut untuk melihat apakah penyelidikan lebih lanjut diperlukan.
Gautam Adani membantah tuduhan tersebut dengan dalih selalu melakukan bisnis sesuai aturan.
Baca Juga
Penurunan ini kian memburuk meskipun grup Gautam Adani berhasil menggalang dukungan dari para investor untuk melakukan penjualan saham perusahaan andalannya, Adani Enterprises Ltd.
Analis pasar independen di Mumbai Ambareesh Baliga mengungkapkan ada sedikit kenaikan valuasi setelah penjualan saham berhasil, tetapi sekarang sentimen pasar yang lemah kembali terlihat karena laporan Hindenburg tersebut.
"Dengan saham-saham yang turun meskipun ada bantahan dari Adani, hal ini jelas menunjukkan sentimen investor yang telah anjlok. Akan memakan waktu cukup lama untuk menstabilkannya," lanjut Ambareesh.
Saham Adani Enterprises anjlok 5 persen pada hari Rabu dengan kapitalisasi saham tergerus hingga US$8 miliar sejak laporan Hindenburg dirilis. Saham Adani Power turun 5 persen, sedangkan Adani Total Gas anjlok paling dalam hingga 10 persen.
Seperti diketahui, Adani Total Gas, sebuah perusahaan patungan antara perusahaan energi besar Prancis Total dan Adani Group, telah menjadi korban terbesar dari laporan Hindenburg tersebut dengan total kapitalisasi pasar yang hilang mencapai US$27 miliar.