Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sensus BPS: 37 Persen Penduduk Generasi Milenial Tamat SMA

BPS mencatat tingkat pendidikan generasi milenial tercatat lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.
Ilustrasi pasangan generasi milenial sedang membuat perencanaan keuangan/Freepik
Ilustrasi pasangan generasi milenial sedang membuat perencanaan keuangan/Freepik

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat pendidikan masyarakat Indonesia semakin membaik. Hal ini terlihat dari tingkat pendidikan generasi milenial (lahir pada 1981-1996) yang mencapai sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat dengan persentase 37 persen. 

Deputi bidang Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Ateng Hartono mengungkapkan bila membandingkan dengan tingkat pendidikan dengan generasi X (1965-1980), generasi Milenial memiliki pendidikan lebih tinggi. 

“Baby boomer pendidikan rendah, generasi X sudah mulai pada SMP sederajat, dan Milenial ini memasuki SMA sederajat dan berangsur-angsur memasuki pendidikan tinggi,” jelasnya dalam RIlis Hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 (SP2020) di Gedung Danareksa, Jakarta, Senin (30/1/2023). 

Dalam hasil Long Form SP2020, tercatat bahwa mayoritas generasi Baby Boomer (lahir 1946-1964) atau sebanyak 47,23 persen hanya tamatan SD atau sederajat. Sementara generasi X yang tamat SD sebanyak 38,01 persen, dan generasi milenial sebanyak 21,83 persen. 

Untuk tingkat pendidikan D4/S1, generasi Milenial atau mereka yang memiliki umur 26-41 tahun (pada 2020) menempati posisi paling tinggi dengan persentase sebesar 10,04 persen. 

Hanya 4,05 persen para Baby Boomer yang mendapatkan pendidikan hingga D4/S1, sementara generasi X sebesar 6,32 persen. 

“Artinya, dengan adanya pendidikan Milenial yang memasuki usia pada sekolah menengah dan sederajat dan memiliki pendidikan D4/S1, berpotensi mengawal Indoensia Emas 2045,” ujarnya. 

Secara umum, berdasarkan laporan BPS tersebut, mayoritas penduduk dengan umur 15 tahun ke atas telah tamat pendidikan sekolah menengah atau sederajat. Namun demikian, masih terdapat kesenjangan pendidikan di perkotaan dan di pedesaan. 

Ateng memaparkan bahwa sebagian besar usia 15 tahun ke atas di kota atau sebanyak 38,87 persen berpendidikan sekolah menengah atau sederajat, sedangkan di desa masih  berpendidikan sekolah dasar atau sederajat. 

Hanya 22,45 persen penduduk di pedesaan yang menamatkan pendidikan hingga sekolah menengah atau sederajat, sedangkan sebanyak 36,22 persen yang menamatkan pendidikan SD atau sederajat. 

Jadi, lanjut Ateng, disparitas antara pendidikan di desa dan kota menurut hasil Long Form  SP2020 masih ada di Indonesia. 

“Mari ini mendapat satu perhatian kita bersama untuk bersinergi membangun anak anak Indonesia mendapatkan layanan pendidikan yang berkualitas dengan menjaga prinsip untuk kesamaan akses dan kualitas pendidiknya,” harapnya. 

Sementara itu, Kementerian Keuangan merencanakan anggaran jumbo untuk pendidikan mencapai Rp612,2 triliun atau mencakup 20 persen dari APBN 2023 yang mencapai Rp3.061 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper