Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program B35 Dimulai, Pertamina Pangkas Jalur Distribusi Biodiesel

Selama ini jalur distribusi biodiesel dari produsen BBN ke teriminal-terminal bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina terlalu panjang dan memakan waktu.
Petugas memperlihatkan contoh bahan bakar biodiesel saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Petugas memperlihatkan contoh bahan bakar biodiesel saat peluncuran Road Test Penggunaan Bahan Bakar B30 (campuran biodiesel 30% pada bahan bakar solar) pada kendaraan bermesin diesel, di Jakarta, Kamis (13/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) melalui Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga, memperpendek jalur distribusi biodiesel dari produsen bahan bakar nabati (BBN) yang tadinya 112 terminal menjadi hanya 17 terminal se-Indonesia. Penyaluran biodiesel ke terminal lainnya menjadi tanggung jawab internal Pertamina, bukan lagi di produsen biodiesel.

Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan, selama ini jalur distribusi biodiesel dari produsen BBN ke teriminal- terminal bahan bakar minyak (BBM) milik perseroan terlalu panjang dan memakan waktu. Hal tersebut, menurut Alfian, berdampak pada kualitas biodiesel itu sendiri.

"Tantangan kami dalam mempersiapkan infrastruktur karena ada 112 terminal distribusi biodiesel. Namun, kalau harus disuplai semua, Aprobi pasti sulit. Kami lakukan simplifikasi menjadi 17 terminal, dari 17 sisanya merupakan tanggung jawab Pertamina untuk sampai ke 112 yang lain," ujar dalam diskusi Peluncuran B35 di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa (31/01/2023).

Alfian mengungkapkan, tantangan pendistribusian biodiesel saat ini cukup panjang, terdiri atas infrastruktur tangki, pencampuran, penerimaan, dan penjagaan kualitas. Misalnya, dia mencontohkan salah satu jalur distribusi dari Balikpapan lalu ke Makassar, Ambon, hingga Merauke.

"Jadi harus jaga kualitas, kita minta tolong ke teman-teman kualitas B35 harus ditingkatkan karena sifat hidroskopkis, water contain rendah. Itu sekaligus harapan kami apabila B35 akan dijalankan sesegera mungkin," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan menyoroti pendistribusian dan penyimpanan B35 perlu menjadi perhatian pemerintah karena kedua hal ini akan memengaruhi kualitas biodiesel yang sampai ke pengguna.

Pihaknya juga sedang mempertimbangkan penggunaan tangki penampung biodiesel di darat untuk melengkapi ketersediaan penampungan biodiesel yang saat ini masih menggunakan floating storage di Balikpapan.

“Selama ini secara umum kami sudah berhasil mengatasi berbagai tantangan, tapi kehati-hatian dan pengurusan kita perlu lebih baik lagi, demikian pula tata kelola secara umum perlu terus diperbaiki secara berkelanjutan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper