Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News BisnisIndonesia.id: Kebangkitan Hotel Bali hingga Harga Emas Menuju US$2000

Berikut ini 5 berita pilihan editor BisnisIndonesia.id edisi Selasa, 24 Januari 2023.
Ilustrasi top 5. Sumber: Canva
Ilustrasi top 5. Sumber: Canva

Bisnis.com, JAKARTA — Performa industri perhotelan di Bali mengalami pemulihan seiring dengan dilonggarkannya aturan turis asing masuk ke Indonesia.

Berita tentang pemulihan industri hotel Bali menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini highlight Bisnisindonesia.id, Selasa (24/1/2023):

1. Asa Pemulihan Perhotelan Pulau Dewata Bali di Tangan Turis Asing

Kembali dibukannya pintu gerbang wisatawan asing ke Indonesia menjadi angin segar bagi sektor perhotelan di Tanah Air, setelah badai pandemi melanda selama lebih dari dua tahun. Wisatawan asing sendiri bagi sektor pariwisata dan perhotelan diibaratkan seperti napas kehidupan.

Bali menjadi salah satu pariwisata unggulan di Indonesia. Pada pagelaran KTT G20 bulan November kemarin di Bali menyumbang Rp7,4 triliun kepada Produk Domestik Bruto (PDB). Hal ini menjadi obat bagi pariwisata Bali yang mengalami keterpurukan selama pandemi.

Terbaru, Pemerintah Indonesia membuka pintu gerbang bagi turis China yang datang ke Bali meski kasus Covid-19 di negeri Tirai Bambu tersebut masih tingi.

 

2. Racikan DANA Usai Investasi Grup Sinar Mas dan Kongsi Alibaba

Investasi Grup Sinar Mas dan kongsi Alibaba, Lazada di PT Espay Debut Indonesia Koe atau DANA mencerminkan salah satu perwujudan ambisi membangun platform layanan keuangan terintegrasi berupa Super App.

Jika ditelusuri, suntikan Sinar Mas terhadap DANA buka hanya diwakili oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) melalui PT DSST Dana Gemilang. Namun, ada juga emiten lembaga keuangan terpadu yang terlibat yakni, PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) dengan posri penyertaan modal sebesar US$25 juta.

Sekadar informasi, SMMA merupakan holding lembaga jasa keuangan terafiliasi Grup Sinar Mas. Berisi rombongan perusahaan asuransi jiwa, asuransi umum, perbankan, multifinance, sekuritas, modal ventura, bahkan mencakup teknologi finansial (tekfin) P2P lending dan tekfin securities crowdfunding (SCF), serta lini bisnis terkait keuangan lain-lain.

3. Target Bursa Kripto Tahun Kelinci & Kritikan Pudarnya Momentum

Belum adanya negara yang dapat menjadi brenchmarking menjadi salah satu kendala pendirian bursa kripto, sehingga tak kunjung terbentuk.

Bursa kripto sebelumnya ditargatkan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)  bakal terbentuk pada 2022, tetapi gagal. Sebagai gantinya, Bappebti mengubah target, dan diyakini dapat dihadirkan pada 2023.

Adapun, mekanisme pendiriannya kemungkinan akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) turunan Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK). Kesiapan pembentukan bursa kripto pada tahun ini diamini oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bappebti Didid Noordiatmoko.

Hal tersebut tertuang dalam rumusan hasil Rapat Kerja Bappebti pada tahun 2023 yang berlangsung pada 19-20 Januari 2023. Komitmen itu juga sesuai dengan mandat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi.

 

4. Bersiasat Mengamankan Pembeli LNG Indonesia

Makin ketatnya pasar ekspor gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) seiring dengan kebijakan sejumlah negara yang menawarkan komoditas itu dengan harga yang kompetitif, belakangan turut mengoreksi penjualan produk olahan Indonesia.

Kondisi itu tecermin dari sejumlah kontrak pembelian jangka panjang LNG untuk pasar ekspor yang kian susut saat ini. Pembeli asal Jepang, salah satunya, tidak lagi memperpanjang kontrak pembelian LNG dari terminal Bontang sejak 2021, padahal selama ini alokasi LNG Bontang sebagian besar disalurkan untuk pasar Jepang.

Ditambah lagi pasar ekspor LNG yang belakangan turut diramaikan oleh kedatangan sejumlah pemain baru yang berasal dari Qatar, Malaysia, Australia, dan Papua Nugini.

5. Momentum Emas Makin Berkilau, Menembus US$2.000?

Komoditas logam mulia terus merangkak naik seiring dengan proyeksi pelemahan dolar Amerika Serikat dan sinyal dari pejabat The Fed yang cenderung dovish.

Menurut analis MIFX Faisyal mengatakan, harga emas berpeluang bergerak naik dalam jangka pendek pada Senin (23/1/2023) di tengah outlook melemahnya dolar AS di balik pernyataan yang cenderung dovish dari pejabat Fed yang mendukung kenaikan suku bunga yang lebih lambat ke depannya.

Mengutip data Bloomberg, harga Comex terpantai naik 5,60 poin atau 0.29 persen ke US$1.950,50 per troy ons. Sementara, harga emas spot terpantau naik 6,68 poin atau 0,35 persen ke us$1.932,76 per troy ons.  

“Emas berpeluang dapatkan dukungan dari outlook pelemahan dolar AS dibalik pasar yang mencerna pernyataan pejabat Fed yang dipandang cenderung dovish,” ungkapnya dalam riset, Senin (23/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper