Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah merencanakan pemasangan 420 gigawatt solar photovoltaic atau panel surya pada 2060 sebagai bagian dari pengembangan energi terbarukan. Mega proyek itu membutuhkan investasi sekitar US$160 miliar.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam sesi panel di Paviliun Indonesia, Kamis (20/1/2023). Acara itu merupakan bagian dari agenda World Economic Forum (WEF) 2023 di Davos, Swiss pada 16—20 Januari 2023.
Arifin menyebut bahwa penggunaan solar photovoltaic (PV) atau panel surya dapat meningkatkan efisiensi untuk memproduksi keluaran tenaga yang lebih besar. Oleh karena itu, pemerintah berencana mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang besar.
"Kami merencanakan membangun 420 gigawatt [GW] solar PV yang akan terpasang pada 2060 dengan kebutuhan investasi tak kurang dari US$160 miliar," ujar Arifin pada Kamis (20/1/2023) waktu Davos.
Menurutnya, pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) membutuhkan berbagai teknologi canggih, seperti sistem teknologi penyimpanan. Oleh karena itu, keberadaan investasi menjadi sangat penting.
Dia menyebut bahwa pemerintah pun akan mengacu kepada Peta Jalan Net Zero Emission (NZE) Indonesia, yang di antaranya mencakup penciptaan 56 GW Battery Energy Storage System. Untuk mencapai itu, menurut Arifin, perlu dorongan inovasi dan perbaikan yang konstan.
Baca Juga
"Butuh dana investasi yang sangat besar, lebih dari US$1 triliun sampai 2060. Kebutuhan dana makin besar saat pembangkit listrik tenaga batubara dihentikan lebih cepat dan digantikan dengan listrik EBT," ujar Arifin.