Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Listrik PLTS Atap, Tagihan Bisa Hemat 40 Persen

Pemasangan PLTS atap diperkirakan dapat menghemat tagihan listrik sekitar 30-40 persen.
Ilustrasi PLTS atap./Istimewa
Ilustrasi PLTS atap./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Pemasangan panel surya untuk pelanggan rumah tangga atau residensial diperkirakan dapat menghemat tagihan listrik mencapai 30 persen hingga 40 persen dari praktik sebelum penggunaan pembangkit tersebut.

Dengan menggunakan skema aturan yang berlaku saat ini, pelanggan rumah tangga dapat mengekspor kelebihan daya listrik terpasang dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Atap itu ke sistem jaringan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai penghitung pengurangan tagihan. 

Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Fabby Tumiwa, mengatakan potensi penghematan tagihan listrik setelah menggunakan panel surya tidak dapat dipukul sama rata. Fabby menerangkan potensi penghematan itu berpatok pada kapasitas pemasangan yang diambil pelanggan. 

“Penghematan nggak bisa seragam, tergantung dari berapa besar pasangnya dan listriknya berapa,” kata Fabby saat dihubungi, Senin (16/1/2023). 

Yang jelas, Fabby menggarisbawahi, investasi untuk pemasangan panel surya itu masih relatif mahal di kisaran Rp14 juta hingga Rp18 juta per per kilowatt peak (kWp). 

Kendati demikian, investasi yang relatif besar di awal itu cukup sebanding dengan penghematan yang didapat setelah inisiatif memasang alternatif pembangkit tersebut. 

Misalkan, dia menuturkan, dirinya dapat menghemat tagihan listrik mencapai 40 persen dari keseluruhan tagihan yang biasanya dibayar ke PLN sebelum menggunakan PLTS Atap.

Fabby sendiri menjadi pelanggan PLN dengan daya listrik 5.500 volt ampere (VA) dengan kapasitas panel surya terpasang 5 kWp.

“Kalau siang listriknya kelebihan dan disimpan ke baterai, ada kelebihan baru diekspor ke PLN jadi saya tidak banyak pakai pengurang net metering sebenarnya,” kata dia. 

Seperti diketahui, otoritas energi dan sumber daya mineral menargetkan pengembangan PLTS Atap dapat menyentuh di angka 3,61 gigawatt (GW) sampai dengan 2025.

Hanya saja, pencapaian pemasangan panel surya itu hingga November 2022 baru mencapai 6.461 pelanggan dengan total kapasitas mencapai 77,60 megawatt peak (MWp). 

Sepanjang 2022, kenaikan rata-rata per bulan input daya dari panel surya itu sebesar 2,4 MW dengan 138 pelanggan baru. Mayoritas pengguna berasal dari golongan rumah tangga sebanyak 4.772 pelanggan. Kendati demikian, total kapasitas paling tinggi berasal dari pelanggan industri mencapai 33,2 MWp. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper