Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap bahwa tarif listrik menjadi komoditas utama penyumbang inflasi Indonesia April 2025.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini melaporkan bahwa pada April 2025 terjadi inflasi 1,17% secara bulanan (month to month/MtM), turun dari posisi Maret 2025 di level 1,65% (MtM).
Adapun, terjadi kenaikan inflasi secara tahunan pada April 2025 menjadi 1,95% (year on year/YoY), dari posisi Maret 2025 sebesar 1,01% (YoY).
Tarif listrik menjadi komoditas utama penyumbang inflasi April 2025, karena mengalami inflasi 26,99% dengan andil inflasi 0,97%. Namun demikian, tingkat inflasi itu lebih rendah dari posisi Maret 2025 sebesar 47,22%, ketika diskon tarif listrik 50% berakhir.
"Inflasi komoditas tarif listrik pada April 2025 ini lebih disebabkan karena penyesuaian tarif listrik pada pelanggan pascabayar yang sudah kemblai normal, setelah adanya diskon 50% pada periode sebelumnya, sehingga tagihan Maret 2025 dibayarkan pada April 2025 ini yang kembali sudah menggunakan tarif normal," ujar Pudji dalam rilis berita resmi statistik, Jumat (2/5/2025).
Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga memiliki andil 0,98% dari total inflasi bulanan April 2025 sebesar 1,17%.
Baca Juga
Pudji juga menjabarkan bahwa tingkat inflasi setelah lebaran pada umumnya lebih rendah dibandingkan saat momen Ramadan dan Idulfitri. Hal itu turut terjadi pada April 2025.
"Berdasarkan historis 5 tahun terakhir, tingkat inflasi pascalebaran umumnya lebih rendah dibandingkan tingkat inflasi pada momen lebaran juga ramadan," ujar Pudji.
Sebelumnya, berdasarkan analisis 16 ekonom yang dihimpun Bloomberg, nilai tengah atau median proyeksi inflasi April 2025 adalah 1,02% (MtM). Nilai tersebut menurun dibandingkan inflasi 1,65% (MtM) pada Maret 2025.
Adapun estimasi tertinggi sebesar 1,84% diberikan oleh Standard Chartered Bank Aldian Taloputra. Sementara estimasi terendah di angka -0,03% yang disampaikan oleh ekonom Trimegah Securities Fakhrul Fulvian.
Sementara secara tahunan (YoY), 27 ekonom memproyeksi median IHK April 2025 berada di zona inflasi sebesar 1,5%. Nilai tersebut meningkat dibandingkan inflasi sebesar 1,03% (YoY) pada Maret 2025.
Estimasi tertinggi terpantau berada di angka 2,62% (YoY) yang dikeluarkan oleh ekonom Standard Chartered Bank Aldian Taloputra. Sementara estimasi terendah di angka 0,6% (YoY) oleh ekonom Barclays Bank Brian Tan.