Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DPR Cecar Dirut PLN soal Tagihan Listrik Bengkak Usai Diskon 50% Berakhir

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dicecar DPR terkait lonjakan tagihan listrik yang dirasakan masyarakat setelah program diskon 50% berakhir.
Petugas memeriksa meteran listrik di salah satu Rumah Susun di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P
Petugas memeriksa meteran listrik di salah satu Rumah Susun di Jakarta, Rabu (6/7/2022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Anggota DPR Komisi VI Mufti Aimah Nurul Anam mencecar Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo terkait lonjakan tagihan listrik yang dirasakan masyarakat setelah program diskon 50% berakhir. 

Mufti yang merupakan anggota dari Fraksi PDI Perjuangan itu mengaku mendapat banyak laporan masyarakat yang mengeluhkan tagihan listriknya melonjak signifikan, bahkan mencapai 30%- 50% dari sebelum diskon. 

“Pak Darmawan, rakyat kita ini bingung hari ini, Pak. Setiap hari mereka deg-degan, bahkan jantungan. Mereka merasa listrik tiap hari naik, apalagi setelah program diskon,” kata Mufti dalam RDP Komisi VI, Kamis (22/5/2025)

Mufti pun meminta klarifikasi dari pihak PLN terkait alasan dan penyebab tarif listrik naik usai kebijakan diskon berakhir. Menurut dia, setelah ditanyakan ke PLN beberapa waktu lalu, perusahaan justru membantah. 

“Jangan bohongi rakyat kami terus-terusan Pak. Kita sama-sama jujur, Pak sama rakyat, jangan kemudian dibeautifikasi dengan modus bahwa diskon listrik tapi kemudian dinaikkan dengan signifikan. Harapan kami ini perlu penjelasan dari Bapak karena saya ini kadang mikir, PLN ini sebenarnya perusahaan negara yang melindungi rakyat atau merampok duit dari rakyat,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Dirut PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan bahwa pihaknya langsung melakukan pengecekan begitu menerima laporan keluhan tersebut. Dia memastikan bahwa tidak ada kejadian tagihan bengkak, melainkan memang hitungan dari standar harga yang berlaku normal. 

“Kami langsung cek pada saat kejadian, memang tarif listrik kami sudah sesuai aturan dengan peraturan menteri ESDM sudah ada standarnya sesuai dengan kapasitas terpasang masing-masing. Begitu kami cek di lapangan ini sudah sesuai tarif masing-masing dan sesuai dengan konsumsi masing-masing,” ujar Darmawan.

Dia juga menambahkan bahwa peningkatan konsumsi listrik pada saat Ramadan menjadi faktor utama lonjakan tagihan. 

“Nah, memang pada waktu itu ini di tengah bulan puasa di mana konsumsi listrik karena ibadah malam hari itu meningkat, kemudian ada konsumsi listrik pada pagi hari pada saat sahur sehingga ada penambahan konsumsi listrik pada saat Ramadan, ini kami temukan di sana,” jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, warganet ramai-ramai mengeluhkan kenaikan tagihan listrik pada awal April 2025 dengan berbagai alasan. Salah satunya diutarakan oleh akun X @ariepujaa pada Sabtu (5/4/2025).

“Status rumah kosong, bilangnya karena kurang bayar dari beberapa bulan lalu akibat dari meteran buram,” cuitnya.  

Dia pun melampirkan riwayat penggunaan listrik 3 bulan terakhir. Pada Februari 2025, tagihannya mencapai Rp66.745 dengan kWh sebesar 88,0. Satu bulan setelahnya juga tagihan serupa. 

Namun, pada April 2025, tagihan listriknya meningkat hingga Rp1,36 juta dengan kWh 901,0. Lalu, akun @ri_fiiiii menyebut, tagihan listriknya melonjak dua kali lipat. 

Sebelum berlaku diskon tarif listrik pada Januari-Februari 2025, dia mengaku tagihan listriknya hanya di kisaran Rp300.000. Namun, saat ini, tagihan listriknya bisa mencapai Rp600.000. 

“Aku yg biasa 300-an sekarang hampir 600 ribu 300-an itu sebelum dapat potongan yg bulan Januari Februari. Itu paling gede 350, kemaren ngecek hampir 600 ribu," tulisnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper