Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) mewajibkan pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi harus memperhatikan kawasan konservasi yang ada.
Menteri LHK Siti Nurbaya menjelaskan, pihaknya telah memiliki regulasi bersama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Menurutnya, dalam regulasi tersebut telah diatur bahwa infrastruktur yang dibangun melewati koridor satwa maka harus diambil langkah-langkah teknis.
"Langkah teknis, kalau tidak underpass, kalau tidak flyover," ujarnya kepada Bisnis di Jakarta, Kamis (19/1/2023).
Sementara itu, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian mengatakan, target pembangunan Jalan Tol Trans Jawa hingga 2024 hanya akan tersambung hingga Besuki.
Dia menuturkan, terjadi perubahan perhitungan investasi dalam pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi yang mengharuskan dibangun dengan struktur jalan layang.
"Teman-teman di kehutanan inginnya naik terus, biayanya juga melambung. Ini masih kita dalami sehingga kita putuskan yang realistis ujungnya di Besuki," ujarnya.
Baca Juga
Pengamat Infrastruktur dari Institut Teknologi Bandung Muhamad Abduh berpendapat bahwa pemilihan jenis konstruksi pada umumnya telah ditentukan saat melakukan proses studi kelayakan dengan mempertimbangkan banyak faktor.
Dia menilai biaya investasi untuk membangun jalan tol dengan konstruksi jalan layang akan sangat relatif, tergantung dengan jenis tanah di wilayah pembangunan tersebut.
"Kalau tanah jeleknya sangat banyak atau panjang, maka elevated bisa lebih murah," ujarnya kepada Bisnis, Kamis (19/1/2023).
Sebelumnya, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjelaskan PT Jasa Marga (Persero) masih mengkaji untuk melanjutkan pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi hingga ke Banyuwangi.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan pihaknya telah berdiskusi panjang dengan Menteri PUPR terkait dengan kelanjutan proyek tersebut. Dari hasil pembahasan tersebut disepakati pembangunan sementara dihentikan sampai di Besuki.
Dia menjelaskan, terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan terhentinya pembangunan hingga ke Banyuwangi. Menurutnya, saat ini volume lalu lintas dari Probolinggo lebih banyak mengarah ke daerah selatan yakni ke Jember.
Di samping itu, Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi apabila dilanjutkan nantinya akan melalui jalur Baluran. Kementerian LHK meminta agar pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dilakukan dengan model jalan layang sehingga dari sisi konstruksi akan lebih mahal.
"Kita lagi ada diskusi, kita negosiasi berhenti di situ [Besuki] dulu, apakah kita teruskan atau turun ke Jember-Banyuwangi," ungkapnya.