Bisnis.com, SOLO - PT Halalan Thayyiban Indonesia (PT HATI), yang merupakan bagian dari Wong Solo Group, sedang bersiap untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) saham.
Meskipun belum memberikan keterangan secara resmi kapan akan diluncurkan, namun pihaknya mengaku sudah melakukan berbagai persiapan.
Salah satunya pendukung IPO ini yakni ditunjuknya induk PT HATI, yakni PT HBI, sebagai operator penyedia makanan jamaah haji dan umrah Indonesia.
PT HBI memenangkan kerja sama dengan perusahaan makanan asal Arab Saudi Motawifs Pilgrims for South-East Asia Countries Company (Mashariq) dan melakukan penandatangan MOU kerja sama pada 10 Januari 2023 lalu di Jeddah.
Direktur PT HBI Sugiri mengatakan, Kemenag mengamanahi PT HBI untuk melakukan supply terhadap makanan jemaah haji dan umrah Indonesia.
"Ironisnya, di menjelang puncak ibadah malah kekurangan makanan. Akhirnya diberi living cost. Nah dari sinilah Kemenag mengamanahi kita untuk menyelesaikan masalah ini," kata Sugiri dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Selasa (17/1/2023).
Baca Juga
Makanan siap saji 'MakanKu' yang diproduksi oleh PT HBI ini akan menjadi solusi kebutuhan pangan jemaah haji dan umrah di Arafah.
Beri keuntungan untuk Indonesia
Pemilik Wong Solo Group Puspo Wardoyo mengatakan, penunjukan PT Hati sebagai operator katering haji mempunyai efek kebangkitan ekonomi UKM.
"Kalau katering Indonesia bisa berjaya di sana, akan banyak bahan dari Indonesia yang diekspor ke sana, bisa beras, sayuran, ikan, lauk-pauk, hal-hal yang khas Indonesia," kata Puspo.
Apalagi, PT HBI juga akan mendatangkan pekerja Indonesia ke Saudi untuk melakukan pengolahan bahan makanan haji dan umrah.
Ia menjelaskan, setiap tahun ada jutaan anggota jamaah umrah yang datang ke Arab Saudi. Khusus dari Indonesia, jumlah anggota jamaah umrah bisa mencapai 1,3 juta orang setiap tahun.
"Ini akan dinaikkan pada tahun 2030, mungkin akan naik 3-5 kali lipat dibandingkan saat ini. Jadi ini peluang besar. Jemaah haji Indonesia bisa 200 ribu orang dalam setahun," katanya.
Ia berharap, sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia tidak hanya mengirimkan uang dan jamaah ke Arab Saudi, tetapi juga mendatangkan banyak devisa bagi negara.
"Jamaah dapat makanan berkualitas dan halal, pendapatan jadi devisa dan meningkatkan pajak. Saya juga mendukung pengusaha Muslim karena mereka tentu bayar zakat. Ya bayar pajak, ya zakat," pungkas Puspo Wardoyo.