Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil merealisasikan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) 2022 mencapai Rp1,8 triliun, tertinggi sejak 2014.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa PNBP tersebut berasal dari PNBP sumber daya perikanan mencapai Rp1,1 triliun, PNBP sumber daya nonalam sebesar Rp629 miliar, dan PNBP BLU mencapai Rp48,99 miliar.
“PNBP ini juga tertinggi sejak 2014, yang belum pernah dicapai selama ini,” kata Sakti dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (17/1/2023).
Dia menyampaikan, kinerja pajak perikanan 2022 mencapai Rp2,65 triliun, nilai produk domestik perikanan pada triwulan III/2022 tumbuh sebesar 6,38 persen dengan nilai Rp202 triliun, serta kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional sebesar 2,54 persen.
Selain itu, capaian rata-rata nilai tukar pelaku usaha telah meningkat, yakni sebesar 106,46 untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan 104,4 untuk Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPI). Capaian 2021 sendiri sebesar 102,83 NTPI dan 104,62 untuk NTN.
Sakti menuturkan produksi ikan 2022 mencapai 24,87 juta ton yang terdiri atas produksi perikanan tangkap sebesar 7,99 juta ton dan perikanan budidaya sebesar 16,89 juta ton.
Baca Juga
“Rata-rata konsumsi ikan nasional mencapai 56,48 kilogram per kapita per tahun,” ujarnya.
Lebih lanjut, Sakti mengungkapkan nilai ekspor produk perikanan hingga November 2022 mencapai US$5,71 miliar (Rp84,60 triliun) atau meningkat 10,66 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Sementara itu, nilai impor mencapai US$0,6 miliar (Rp9,45 triliun) atau sekitar 11,5 persen terhadap ekspor.
Menurut Sakti, dari Januari-November 2022 neraca perdagangan produk perikanan mengalami surplus sebesar US$5,07 miliar (Rp75,14 triliun) atau naik sebesar 7,22 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
“Berdasarkan prognosa capaian nilai ekspor sampai Desember 2022 bisa mencapai Rp97,08 triliun atau tumbuh 8,84 persen dibanding realisasi ekspor 2021,” tuturnya.