Bisnis.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia sepanjang tahun 2022 membukukan surplus sebesar US$54,46 miliar atau Rp816,9 triliun dengan kurs Rp15.000 per dolar AS.
Nilai tersebut naik signifikan 51,1 persen jika dibandingkan dengan capaian surplus sepanjang 2021 yang tercatat sebesar US$35,34 miliar.
Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan bahwa total nilai ekspor sepanjang Januari hingga Desember 2022 tercatat sebesar US$291,98 miliar.
“Total ekspor pada periode Januari-Desember 2022 mencapai US$291,98 miliar, atau meningkat sebesar 26,07 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya,” katanya dalam konferensi pers, Senin (16/1/2023).
Margo menjelaskan, ekspor nonmigas secara kumulatif sepanjang 2022 tercatat sebesar US$275,96 triliun, meningkat sebesar 25,80 persen.
Sejalan dengan itu, ekspor migas juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 30,82 persen menjadi US$16,02 triliun.
Baca Juga
Berdasarkan pangsanya, ekspor nonmigas terbesar yaitu pada bahan bakar mineral yang mencapai US$54,98 miliar atau dengan pangsa 19,92 persen, yang diikuti oleh lemak dan minyak hewan/nabati sebesar US$35,20 miliar dengan pangsa 12,76 persen.
Sementara itu, impor Indonesia sepanjang 2022 tercatat mencapai US$237,52 miliar, meningkat sebesar 21,07 persen dibandingkan periode 2021.
Margo merincikan, impor nonmigas sepanjang 2022 mencapai US$197,11 miliar, meningkat 15,50 persen, sedangkan impor migas mencapai US$40,42 miliar atau tumbuh 58,31 persen.
Impor nonmigas terbesar sepanjang 2022 tercatat pada komoditas mesin/peralatan mekanis dan bagiannya sebesar US$31,57 miliar dengan pangsa 16,02 persen dari total impor.
Kemudian, impor nonmigas terbesar kedua dicatatkan oleh komoditas mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya yang mencapai US$26,48 miliar atau dengan pangsa 13,43 persen dari total impor Indonesia.